ARCS PART 58

13K 725 25
                                    

"Baksonya nggak akan berubah jadi kotak dengan kamu yang terus memutarnya seperti itu" intruksi Bella yang sontak saja menyadarkan Thesa dari lamunannya.

"Ngelamunin apasih? Asik banget kayaknya?" Tanya Bella penasaran sembari melahap bakso yang baru saja tersaji dihadapannya.

Thesa tidak menjawab, hanya helaan nafas yang keluar dari mulutnya seraya mendorong mangkuk bakso yang belum disentuhnya itu ke hadapan Bella.

"Nggakpapa, nih habisin"

Bella semakin mengerutkan alisnya pertanda bingung, ia yakin jikalau Thesa sedang tidak baik-baik saja. Terbukti dengan sikapnya yang tidak seceria biasanya.

"Kamu lagi nggak enak badan, ya? Maaf, tahu begitu aku nggak akan ngajak kamu kesini" ujar Bella tak enak hati.

Thesa langsung menggelengkan kepalanya, "Nggak usah merasa bersalah gitu, lagipun aku baik-baik aja. Tadinya emang mau makan bakso disini tapi entah kenapa selera makannya tiba-tiba hilang"

"Baksonya nggak enak yah?" Tanya Bella memastikan.

Thesa kembali menggelengkan kepalanya, bagaimana tidak enak jikalau dari aromanya saja sudah menggugah selera setiap orang yang menciumnya.

Tapi entah ada apa dengannya sekarang, rasa ingin mencoba baksonya tadi tiba-tiba lenyap begitu saja.

"Kamu aja udah buruan habisin. Aku tungguin" jawab Thesa seraya menopang dagunya, menatap Bella yang tengah sibuk melahap baksonya.

Thesa mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ditatapnya warung bakso ini yang terlihat ramai dikunjungi karena letaknya yang memang berada di pinggiran jalan. Jadi tak ayal, jikalau orang-orang banyak yang datang untuk sekedar mengisi perut mereka.

Melihat mereka yang menikmati sekali baksonya, Thesa hanya bisa menghela nafas saja. Rasanya ia juga ingin mencobanya, tapi malas.

Jangan tanya kenapa, kalian pun sudah tahu pasti masalahnya.

Sejak pertemuannya dengan Rama kemarin sore, pikirannya ini dibuat tidak tenang. Ada begitu banyak pertanyaan yang bersemayam namun tak cukup berani untuk diutarakan.

Bagaimana ingin bertanya jikalau Rama saja langsung pergi setelah mengatakan hal itu, terlebih hujannya yang memang sudah reda saat itu.

Mau mencegahnya? Sungkan. Memangnya siapa dirinya yang begitu ingin tahu mengenai  kehidupan pribadi Aldi?

Bukankah itu yang Thesa mau? Aldi kembali melanjutkan hidupnya dan bahagia? Lalu mengapa sekarang perasaan tidak rela itu seakan membebani hatinya?

Cukup sudah, ia benci perasaan labil ini.

"Tuh kan bengong lagi, awas kesambet lho" peringat Bella lagi yang membuat atensi Thesa seketika  menatap kearahnya.

"Mana ada orang kesambet disiang bolong kayak gini" sangkal Thesa yang dibalas kekehan oleh Bella.

"Siapa tahu, kan?"

"Bella, udah deh jangan mulai" peringat Thesa kesal.

Bella tertawa menanggapinya, "Makanya jangan bengong. Emangnya ada masalah apasih? Mau cerita?" Tawarnya seraya menyuapkan potongan bakso terakhir kedalam mulutnya.

Thesa diam tidak menjawab, ia bingung ingin membagi hal ini ataukah tidak. Karena jujur saja ia tidak terbiasa melakukan hal itu.

Jangankan membagi masalah ini kepada Bella, setiap permasalahan yang ia hadapi saja, Thesa tidak pernah membaginya dengan siapapun, terlebih kepada orangtuanya sekalipun.

Rasanya ia tidak mau membebani orang-orang dengan permasalahannya ini, terlebih di zaman sekarang orang lebih banyak ingin tahu masalahnya saja daripada membantu mencarikan solusinya.

After Rain Comes Sunshine | ENDWhere stories live. Discover now