ARCS PART 27

21.9K 1.1K 15
                                    

"Pak, kaki saya sakit kalau di pakai jalan terus" keluh Thesa sembari mengekor Aldi dari belakang.

"Kita naik mobil"

"Pak, baju saya juga kusut. Saya ganti dulu, yah"

"Nggak usah, ini bukanlah acara fashion show" balas Aldi lagi tanpa menatap kearah Thesa.

"Tapi pak, dandanan saya juga pasti menor deh. Saya perbaiki dulu, yah" 

"Jangan banyak alasan"

"Tapi pak-"

"Apalagi? Mau protes apa lagi? Semua alasanmu itu tidak akan membuat saya berubah pikiran" potong Aldi yang sudah kelewat kesal.

Bisa-bisa kesabarannya ini akan habis jikalau terus-menerus meladeni semua ucapan Thesa yang tidak bermutu baginya. 

Thesa mencebikkan bibirnya kesal, gagal sudah niatnya untuk mengelabui pria ini, karena nyatanya ia tidak terpengaruh sama sekali.

Seharusnya sudah sedari awal Thesa sadar, bahwa Aldi memang benar-benar pria batu dan membujuknya adalah sebuah hal yang sama sekali tidak berguna.

Tapi, apalagi yang harus ia lakukan? Otaknya serasa buntu sekarang. Terlebih lagi ia sudah kehabisan cara untuk membujuk Aldi agar membatalkan rencananya yang akan membawa ia ke rumah hantu sekarang. 

Jujur, Thesa merasa was-was untuk pergi kesana. Terlebih ia takut bahwa penyakitnya nanti akan kambuh kembali disana.

Sudah pasti Aldi akan menanggung malu, kan? Apalagi ia sama sekali belum tahu pasti mengenai penyakitnya ini yang sudah pulih sempurna atau malah sebaliknya. 

"Cepat masuk ke mobil, Syena sudah menunggu disana sedari tadi" titah Aldi.

"Pak, kita undur aja gimana? Jangan hari ini, yah?"  bujuk Thesa lagi mencoba bernegosiasi.

Aldi menggeleng sebagai jawaban, dimana hal itu adalah keputusan mutlaknya untuk tidak bisa diganggu gugat. 

"Tap-"

"Masuk sekarang nggak?, telinga saya sakit jikalau terus mendengar ocehan tidak berguna mu itu"

Thesa menghela nafas sabar, kesal? Tentu saja. Apalagi ucapannya terus saja di potong oleh pria ini. Emang gunanya mulut bagi Aldi itu, apasih?

"Kak, ayo kita berangkat sekarang" teriak Syena menginterupsi perdebatan kedua orang dewasa tersebut. 

Thesa menoleh keasal suara, dimana disana terdapat Syena yang tengah melambaikan tangan kearahnya dari balik kaca mobil yang terbuka lebar.

"Tunggu apalagi? Ayo jalan" titah Aldi yang membuat Thesa tersentak kaget.

"Sabar kali, pak" dumel Thesa kesal ketika suara Aldi bagaikan komando baginya.

Syena yang melihat hal itu terkikik geli, seolah menertawakan kekesalan Thesa yang lucu dimatanya.

Sedang Thesa yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, ia senang karena akhirnya Syena tidak menghindarinya lagi seperti tempo hari.

"Kak, buruan"

Astaga, anak dan bapak sama saja.

***

"Kenapa diam disitu? Takut?" Ledek Aldi yang terdengar menyebalkan di pendengaran Thesa.

Bagaimana tidak? Kini mereka sudah tiba di wahana rumah hantu dan pria itu tidaklah main-main dengan ucapannya.

Jantung Thesa serasa berpacu dengan cepat sekarang, apalagi ditambah dengan buliran keringat yang entah sejak kapan sudah membanjiri dahinya.

Mengapa hawanya begitu panas? Tidak mungkin bukan jikalau disini ada setan beneran? 

After Rain Comes Sunshine | ENDWhere stories live. Discover now