ARCS PART 55

14.6K 703 10
                                    

Thesa duduk termenung di tepian kasurnya seraya menghela nafas panjang yang berulang kali ia hembuskan kembali.

Memang setelah makan malam tadi bersama dengan kedua orangtuanya, ia langsung saja beranjak masuk ke dalam kamarnya.

Entah kenapa ia ragu memikirkan jikalau besok ia akan kuliah. Sungguh, dia sendiri pun tidak menyangka dengan semua ini terlebih ayahnya sendirilah yang sudah mempersiapkan semuanya.

Satu yang mengganjal didalam benaknya sekarang, apa bisa ia mengejar ketertinggalannya itu? Bisakah ia berbaur dengan mereka semua? Dengan lingkungannya? Terlebih kita semua tahu jikalau dunia perkuliahan nyatanya sangatlah berbeda dengan dunia sekolahan sebelumya.

"Ck, pusing banget"

Bukannya solusi yang ia dapat, ini malah kepalanya yang semakin pening saja memikirkan semua itu.

Ceklek

Thesa langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu kamarnya yang barusan dibuka oleh seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya sendiri.

"Ibu belum tidur?" Tanya Thesa sembari menatap Yana yang kini tengah berjalan kearahnya.

"Harusnya ibu yang nanya gitu, kenapa kamu belum tidur?" Balik Yana bertanya seraya bergabung bersama putrinya itu di kasur.

"Sebentar lagi, bu. Belum ngantuk" balas Thesa pada Yana yang kini malah menatapnya intens.

"Masih mikirin tentang besok?" Tebak Yana tepat sasaran tat kala melihat wajah putrinya yang tidak seceria tadi pagi.

Meski sempat terdiam sebentar, Thesa pun pada akhirnya mengangguk tanda mengiyakan.

"Apa yang kamu cemaskan? Bapakmu sudah mengurus semuanya. Kamu tinggal masuk dan berkuliah saja besok" tanya Yana bingung yang membuat Thesa langsung menggelengkan kepalanya seolah menyangkal itu semua.

"Bukan itu, ibu"

"Lalu apa?"

"Niatku untuk berkuliah belum sepenuhnya terkumpul. Aku ragu jikalau nantinya tidak bisa berbaur dengan mereka"

"Kenapa berpikir seperti itu?"

"Umurku pasti terpaut jauh dengan mereka semua" jawab Thesa menyurahkan kegelisahan hatinya.

Yana tersenyum menanggapinya, "Thesa... kuliah bukan lagi urusan tentang ragu, malu dan tidak percaya diri. Kamu disana untuk belajar, bukan? Tidak ada batasan umur untuk itu. Hadapilah, nak. Ibu sama bapak cuma ingin yang terbaik buat kamu. Hanya kamu yang ibu bapak harapkan untuk menjadi penerus kami nantinya. Lawanlah rasa takut itu. Tanamkan dalam dirimu jikalau kamu bisa, lupakan semua yang membuatmu sakit selama ini dan mulailah fokus dengan apa yang menjadi tujuanmu sekarang"

"Nak, tidak ada kesuksesan yang terlambat. Semuanya hanya perihal waktu saja, jikalau kamu tekun dan bersungguh-sungguh, yakinlah pasti akan ada hasil yang bisa kamu petik nantinya" lanjut Yana menasehati.

Thesa diam menyerap semua apa yang ibunya itu katakan barusan, ibunya benar... apa yang ia tunggu? Dan kenapa ia harus ragu?

"Terimakasih, bu" ujar Thesa tulus seraya memeluk tubuh ringkih Yana erat.

Yana tersenyum sembari mengelus kepala putrinya itu sayang, "sekarang kamu tidur, besok nggak boleh telat"

Thesa melepaskan pelukannya dan langsung menganggukan kepalanya cepat, "siap ibu negara"

Sedang di balik celah pintu kamar Thesa yang tidak tertutup rapat, terlihat Noval yang sedari tadi berdiri mendengarkan disana.

"Semoga ini awal yang baik untukmu, nak. Rajutlah kembali alur masa depanmu yang sempat terhenti selama ini. Bapak janji, bapak tidak akan memberikanmu celah untuk kembali disakiti lagi"

After Rain Comes Sunshine | ENDWhere stories live. Discover now