ARCS PART 49

12.6K 704 15
                                    

Pagi ini karena bertepatan bahan makanan sudah habis, alhasil Winu terpaksa harus pergi ke pasar untuk membelinya.

Tadinya ia ingin mengajak Thesa untuk ikut serta, namun mengingat tugasnya yang harus membantu Syena bersiap pergi ke sekolah, akhirnya Winu pun mengurungkan niatnya itu.

Memang masih banyak pelayan untuk ia ajak juga, namun mereka pun punya tugas masing-masing sehingga membuat Winu terpaksa harus turun tangan seorang diri.

Dengan tas belanja yang di tentengnya, kini Winu tengah menunggu angkot yang menuju kearah pasar yang menjadi tempat tujuannya.

Ia bisa saja meminta supir untuk mengantarnya, namun ia merasa sungkan untuk meminta hal itu. Jadi lebih baik naik angkutan umum saja, terlebih jaraknya memang tidak terlalu jauh.

"Ke pasar ya, pak" ujar Winu sembari menaiki angkot yang barusan di hentikannya.

"Siap, bu" jawab sang supir sembari melajukan angkotnya kembali tat kala para penumpangnya sudah duduk rapih di belakang.

Lima menit suasana masih membaik sebelum akhirnya ricuh tat kala angkot yang mereka naiki tiba-tiba saja berhenti.

"Ada apa ini, pak?" Protes salah seorang penumpang.

"Bentar, saya cek dulu" balas sang supir seraya turun untuk mengeceknya.

Dirasa masalah bensin aman, ia pun mengecek bagian belakang mobil dan seketika hembusan nafas berat pun terdengar.

Ban belakang mobilnya bocor.

"Maaf ibu-ibu, bannya bocor" jelas sang supir memberitahu.

"Gimana sih pak, saya bisa kesiangan kalau begini" kesal ibu-ibu bertubuh gempal seraya turun dari angkot yang ia naiki.

"Maaf ibu-ibu semuanya, kejadian ini sungguh diluar prediksi saya. Padahal tadi bannya masih aman-aman saja" bela sang supir menjelaskan.

"Ibu-ibu semuanya bisa naik angkutan umum lain, maaf sekali lagi" lanjut supir itu tak enak tat kala semua penumpangnya turun dengan hati yang tak puas.

"Sudah, tidak apa-apa pak, ini..." Winu memberikan uang pada supir itu sebagai ongkosnya.

"Terimakasih, bu" balas sang supir sembari menerima uangnya.

Winu hanya membalas dengan senyum ala kadarnya saja, sebelum akhirnya melenggang pergi dengan helaan nafas panjang yang keluar dari mulutnya.

Terpaksa ia harus berjalan kaki ke pasar karena mau menyetop taksi pun uang yang dibawanya tidaklah cukup, beruntung jarak pasar tidaklah jauh lagi.

Namun satu yang membuatnya terganggu, matahari semakin kesini semakin naik sehingga membuat peluh kini sudah membanjiri dahinya.

Merasa tidak kuat lagi berjalan, akhirnya Winu pun memilih untuk mendudukkan dirinya di kursi trotoar pinggir jalan sembari mengipasi wajahnya yang terasa panas.

"Padahal belum siang banget, tapi mataharinya udah terik kayak gini" keluh Winu sembari mengusap keringat yang menetes disisi wajahnya.

Tat kala sedang sibuk dengan kegiatannya, netra Winu tanpa sengaja melihat kearah parkiran hotel yang tak jauh dari tempatnya duduk sekarang.

Bukan... bukan itu yang menjadi fokusnya saat ini, melainkan pada seseorang yang barusan turun dari sebuah mobil.

"Mori?" Gumam Winu ragu.

Ia mengusap matanya barangkali salah lihat, faktor usia memang menjadi alasan utama mengapa penglihatannya sering kabur seperti sekarang.

Lagipun untuk apa Mori di hotel? Ada urusan apa dia disana? Dan bukannya tadi Mori tengah mencuci piring? Lalu mengapa sekarang?

After Rain Comes Sunshine | ENDWhere stories live. Discover now