ARCS PART 57

13.3K 690 14
                                    

Waktu demi waktu nyatanya cepat sekali berlalu. Tak terasa saja kini Thesa sudah resmi menjadi mahasiswa di universitas yang kala itu ayahnya pilihkan untuknya.

Tidak ada yang berubah banyak dari kehidupannya sekarang, selain lebih disibukkan ke tugas-tugas kuliahnya yang terus saja datang setiap harinya.

Awalnya ia memang sempat ragu untuk berkuliah, namun setelah terjun dan mencobanya secara langsung ternyata semuanya tidaklah seburuk yang ada dipikirannya selama ini. 

Semuanya malah terasa menyenangkan, terlebih  adanya Bella yang kini menjadi rekannya untuk memperjuangkan gelar sarjana mereka.

"Masak apa, bu?" Tanya Thesa seraya memasuki dapur tat kala hidungnya mencium aroma sesuatu yang sangat wangi darisini.

Hari ini dirinya memiliki waktu yang cukup senggang. Selain tugas kuliahnya yang sudah rampung dikerjakan, ia juga tidak memiliki jadwal mata kuliah sehingga tidak perlu repot-repot datang ke kampus pagi ini.

"Masak sup, terus ada ikan goreng, tempe. Pokoknya ibu masak banyak hari ini" paparnya memberitahu.

"Masak banyak? Emangnya ada acara apa, bu?" Tanya Thesa heran seraya berjalan untuk mengambil air minum.

"Nanti ada tetangga baru yang akan berkunjung kesini, jadi ibu masak banyak deh"

"Tetangga baru?" Beo Thesa bingung.

"Iya, nempatin rumahnya bu Dirman. Dia kan beberapa hari yang lalu pindah, nah sekarang rumahnya itu di kontrakin biar nggak kosong. Ibu juga udah ketemu sama dia tadi. Anaknya baik banget lho, ngasih oleh-oleh banyak lagi" cerocos Yana seraya menunjuk beberapa bingkisan yang kini tergeletak di atas meja makan. 

"Niat banget dia ngasih oleh-oleh sebanyak itu"  heran Thesa seraya melihat kearah objek yang barusan ditunjuk ibunya.

"Nah... karena ibu nggak enak sama dia, makanya ibu ajak dia deh buat sarapan disini. Sekalian kenalan juga" 

"Jadi semua ini ibu lakuin buat tetangga baru itu?" 

"Iya, kenapa emangnya? Udah... sekarang mending kamu bantuin ibu deh daripada nanya terus daritadi" saran Yana yang membuat Thesa langsung cemberut mendengarnya.

"Yang ikhlas dong, masa mau kenalan sama orang ganteng mukanya ditekuk kayak gitu" ujar Yana pada Thesa yang kini balik menatapnya dengan tanda tanya.

"Ganteng? Jadi tetangganya bukan teman-teman kayak seusia ibu?"

Yana terkekeh menanggapinya, "Bukanlah. Dia masih muda seumuran kamu, kayaknya bukan orang sini juga deh" terangnya yang membuat Thesa seketika langsung terdiam tat kala mengingat sesuatu.

Kenapa perasaannya jadi tidak enak sekarang?

Ting nong

"Nah itu pasti dia. Ayo cepat bantuin ibu nata masakannya" titah Yana yang kini mulai sibuk dengan kegiatannya.

Sedang Thesa? Dirinya tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya berdiri tadi. Kepalanya langsung menoleh kearah pintu yang barusan di bukakan oleh ayahnya itu, berharap jikalau bukan dia lah orangnya.

"Kok malah bengong? Ayo bantuin ibu" intruksi Yana lagi yang membuat Thesa langsung mengalihkan pandangannya menatap sang ibu.

"Seben-"

"Ayo-ayo, silakan duduk"

Suara ayahnya terdengar dan Thesa langsung saja menolehkan pandangannya lagi kearah pintu dan tepat saat itu juga ia bisa melihat langsung siapa tamunya itu.

Hendar.

Pria menyebalkan itu kini tengah tersenyum manis kearahnya tat kala pandangan mereka tanpa sengaja bersitatap barusan.

After Rain Comes Sunshine | ENDWhere stories live. Discover now