ARCS PART 44

13.6K 799 9
                                    

"Mbak? Mbak Mori? Mbak kenapa? Kok bengong?"

Mori tersentak dari lamunannya tat kala mendengar suara seseorang yang barusan memanggil-manggil namanya.

Thesa berdiri dihadapan Mori seraya menatapnya  bingung, sedang yang ditatap malah memasang wajah cengo, seolah tengah mencerna kejadian disekitarnya.

"Lho, kam-"

Mori menghentikan ucapannya tat kala melihat kearah tangga dan ternyata tidak ada insiden apapun disana, malahan yang didapatinya adalah Winu yang sedang mengepel. 

Pandangannya langsung mengedar ke sekeliling dan tepat di meja makan, ia bisa melihat Syena yang tengah makan dengan tenang dan tidak ada luka apapun di sekujur tubuhnya.

"Bagaimana bisa?" Gumam Mori pelan yang masih bisa didengar oleh Thesa.

"Bisa apa, mbak?" Heran Thesa pada Mori yang kini malah balik menatapnya tajam.

"Kenapa Winu mengepel tangga?" Tanyanya sinis.

"Bibi tadi nggak sengaja numpahin susu disana dan sekalian aja di pel tangganya. Emang kenapa sih, mbak?" Bingung Thesa akan pertanyaan Mori barusan.

Mori tidak menjawab, ia malah semakin menajamkan pandangannya dengan gigi yang bergemelatuk menahan amarah.

Sial.

Jadi rencananya ini gagal? Dan parahnya lagi kejadian tadi adalah halusinasi?

Ini semua karena wanita tua itu, dasar pengacau, lihat saja nanti. Batin Mori kesal.

Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, Mori pun langsung saja melenggang pergi darisana yang membuat Thesa semakin menatapnya bingung.

"Ada apa dengannya?" Monolog Thesa terheran-heran akan sikap Mori barusan.

Tidak mau ambil pusing, ia pun memilih untuk menghampiri Syena saja di meja makan, namun sebelum itu dirinya menyapa Winu terlebih dulu.

"Sudah selesai, bi?" Tanya Thesa pada Winu yang baru saja kembali dari halaman belakang.

"Sudah non, ini tinggal buang pecahan kacanya aja" jawab Winu sembari mengangkat kresek yang ditentengnya.

Thesa mengangguk, "saya izin keluar yah, bi? Mau ke rumah paman"

"Sama siapa kesananya?"

"Sendiri aja, lagipun nggak lama kok-"

"Kok sendiri? Kenapa nggak minta supir aja?" Potong Winu cepat.

Thesa terkekeh pelan, "bi... saya pegawai disini, bukan nyonya. Masa kemana-mana harus sama supir?"

"Tapi non-"

"Janji deh nggak bakalan nyasar lagi. Sekarang jalanannya sudah saya hapal dengan baik. Bibi tenang aja, yah" 

Merasa tidak ada pilihan lain, akhirnya Winu pun mengangguk tanda setuju. "Baiklah, hati-hati non"

***

"Aunty nggak boleh masuk sebelum kasih Sakti yoyo terbaru"

Entah sudah keberapa kalinya Thesa menghela nafas akibat ulah Sakti ini. Bagaimana tidak? Sudah dari beberapa menit yang lalu dirinya tiba disini, namun Sakti dengan kejamnya malah tidak membiarkannya masuk.

"Sudah berapa kali aunty bilang, aunty nggak bawa yoyo" balas Thesa jengah.

Ayolah, dirinya lelah jikalau terus berdiri saja didepan pintu seperti sekarang. Lagipun, kemana paman dan tantenya itu pergi? Mengapa mereka membiarkan Sakti yang membukakan pintu untuknya?

After Rain Comes Sunshine | ENDWhere stories live. Discover now