ARCS PART 47

13.2K 732 13
                                    

"Kok mukanya lesu gitu, kenapa?" Thesa bertanya pada Syena yang barusan pulang dari sekolahnya dengan muka yang terbilang kusut.

"Syena kesal sama Naswa, padahal itukan cimol udah Syena pesan eh malah dia beli semuanya" curhatnya sembari menjatuhkan tas yang sedari tadi digendongannya ke lantai. 

"Cimol?" Tanya Thesa sembari mengambil tas sekolah Syena untuk disimpannya di sofa.

"Jangan bilang kakak nggak tahu cimol?" Balik Syena bertanya.

Thesa diam sembari mengingat-ngingat makanan itu, jujur saja dirinya memang pernah mendengar nama itu, tapi dimana?

"Itu lho, yang bulat-bulat terus di goreng" imbuh Syena memberitahu.

"Kakak kayaknya nggak pernah makan makanan itu deh" jawab Thesa yang membuat Syena seketika memelototkan matanya terkejut.

"Kakak beneran nggak pernah makan cimol di umur segini? Syena aja sering makan makanan itu, tiap hari malah" tanya Syena tak percaya.

Thesa tertawa sembari mengangguk, "kenapa emangnya? Aneh banget ya?"

"Ya... nggak sih, yaudah kalau gitu kita buat aja gimana?" Ajak Syena antusias.

Thesa dengan cepat menggelengkan kepalanya, bagaimana dirinya bisa membuat makanan itu sedangkan memakannya saja dia tidak pernah?

"Nggak, kakak nggak bisa Syena" tolak Thesa halus.

"Gampang kok cara buatnya, kita tanya bi Winu aja, kak"

"Tapi Syena-"

"Syena ke kamar dulu mau ganti baju, kakak tungguin Syena di dapur ya"

Setelah mengatakan hal tersebut, Syena pun langsung melesat pergi ke kamarnya meninggalkan Thesa yang kini tengah menghembuskan nafas panjang.

"Ada-ada saja permintaan anak itu" gumam Thesa pusing sembari berjalan kearah dapur, berniat menemui Winu disana.

***

"Setelah adonannya di uleni sampai halus gini, non tinggal cetak aja" jelas Winu pada Thesa yang kini tengah menyimak setiap ucapannya.

"Cetaknya gimana, bi?" Tanya Thesa yang masih bingung.

"Tinggal dibikin bulat-bulat gini aja, non"

Winu memberikan contoh kepada Thesa sembari mengambil sedikit adonan cimol yang sudah di uleni itu untuk dibentuk bulat-bulat kecil layaknya kelereng.

"Sini bi, biar saya coba" pinta Thesa sembari mengambil sedikit adonannya untuk di cetak.

"Nah benar gitu, non. Setelah itu langsung masukkin kedalam minyak dingin"

Thesa mengangguk dan mulai mencetak adonan itu hingga selesai, jangan bayangkan jikalau Syena ikut membantunya juga, karena nyatanya gadis kecil itu kini tengah tertidur nyenyak saat tadi ia mengeceknya.

Pantas saja di tunggu-tunggu tidak ada, nyatanya malah nyelam dialam mimpi.

"Bibi keluar bentar dulu ya, non. Kalau nyetaknya udah selesai tinggal goreng aja di api kecil" pesan Winu sebelum melenggang pergi darisana.

Lima menit setelah kepergian Winu darisana, Thesa pun selesai mencetak adonan cimolnya. Saat akan menghidupkan kompor, pergerakannya pun  terhenti tat kala telinganya mendengar suara seseorang yang tengah terbatuk-batuk.

Uhuk uhuk uhuk

Merasa batuk orang itu tak kunjung berhenti, Thesa pun bergegas keluar dari dapur dan netranya langsung menangkap keberadaan Sela yang tengah makan dimeja makan.

After Rain Comes Sunshine | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang