47. Extra Part

2K 143 17
                                    


6 tahun kemudian...

Pak Panca sedang murung di dalam kantornya. Penjara sangat sepi semenjak Anya tidak pernah lagi datang menemuinya. Terakhir kali Panca melihatnya saat gadis itu masuk sel, dan setelah itu Panca tak pernah lagi melihatnya.

Aji yang melihat itu turut ikut bersedih, "Ngelamun aja, Bang."

Panca tersadar, "Kantor jadi sepi selama lima semprul itu bebas."

"Hahaha, Abang kangen sama Anya?"

"Gimana ya, walaupun dia anak nggak jelas, tapi baru pertama kali saya merasa senang ada tahanan datang ke tempat ini." Panca menghembuskan napasnya gusar. Entahlah, ia sedang tidak bersemangat kerja kali ini.

"Aji, apa tidak ada tahanan baru lagi yang masuk sel?" tanya Panca ingin tahu, seakan sedang mencari teman baru.

"Nggak ada, Bang, masa iya setiap hari harus ada tahanan datang ke tempat kita." Aji terkekeh, setelah itu pergi ke depan, meninggalkan Panca yang sedang menertawakan dirinya sendiri. Benar juga, apa iya harus ada tindakan kejahatan setiap hari, agar banyak tahanan yang datang dan berjumpa dengan Panca untuk dijadikan sebagai teman baru? Yang benar saja.

Baru beberapa detik Aji keluar, pria itu kembali masuk dan menghampiri meja Panca. Mimik wajahnya seketika berubah, membuat Panca bertanya-tanya. "Ada apa?"

"Ada yang nyari Abang di depan." jawab Aji tak kuasa menahan deretan giginya yang mulai kering karena terlalu banyak tersenyum.

"Siapa?"

Panca berdiri, berjalan secara beriringan dengan Aji menuju depan untuk menemui tamunya. Saat mereka tiba, terlihat dua orang tengah membelakangi Panca. Sadar jika Panca dan Aji datang, kedua orang itu membalikkan badannya sambil mengangkat tangannya di samping pelipis untuk memberi hormat. "Lapor, Saya Ersyavanya Yohanan siap menjadi asisten Pak Panca!"

Panca tertegun. Reflek ia menutup mulutnya tidak menyangka, seseorang yang baru saja ia rindukan datang dengan membawa kebahagiaan. Anya dan Antaris yang ada disebelahnya sengaja datang untuk menemui Panca.

Selama ini mereka berdua berjuang untuk bisa masuk di kepolisian. Awalnya mereka sama-sama mendaftar, namun yang lebih dulu lolos seleksi adalah Antaris, karena Anya gagal di seleksi pertama. Namun ia tak kenal apa itu kata menyerah. Tahun berikutnya Anya kembali mencoba dan berhasil lolos. Gadis itu pun mengikuti pendidikan selama enam bulan, dan berhasil dilantik menjadi seorang polisi wanita, atau yang biasa kita sebut Polwan.

Saat ini, dan di tempat ini, keduanya sama-sama memakai seragam dan bertemu dengan seseorang yang sudah Anya anggap sebagai gurunya, yaitu Panca.

Pria itu menutup matanya menggunakan jari, Panca menitihkan air mata kebahagiaan. Ia senang, bahwa tahanan yang dulu pernah ia marahi, justru kini berhasil menggapai cita-citanya.

Panca menghampiri Anya dan memeluknya untuk memberikan selamat atas kerja kerasnya selama ini. Pelukan itu pun hanya berlangsung singkat. Anya segera memperkenalkan lelaki yang ada di sebelahnya kepada Panca. "Pak Panca, kenalin ini calon suami Anya, namanya Antaris."

Antaris menjulurkan tangannya dan menjabat tangan Panca sebagai salam kenalnya. "Kamu? Kamu pacarnya Anya waktu masih SMA, kan?" ucap Panca menerka-nerka.

"Betul, Pak."

"Saya masih nggak nyangka. Kalau gitu, ayo, kita keluar sebentar, kali ini saya yang traktir!" ajak Panca.

"Traktir chicken ya, Pak?" pinta Anya.

"Apa aja yang kamu mau."

"Asikkkkkk!"

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang