22. It's Only Me

1.9K 266 31
                                    

"Berhenti, berhenti!" Anya menyuruh Fino untuk menghentikan motornya di pinggir jalan. Gadis itu segera turun dan merapikan anak rambutnya yang sedikit berantakan.

"Kenapa kita berhenti disini?" tanya Fino.

"Karena gue mau turun disini. Sono balik, makasih tumpangannya." balas Anya. Ia tidak bisa membiarkan Fino mengantarnya sampai depan markas. Karena tempat itu tidak seharusnya diketahui oleh banyak orang.

"Kamu yakin mau turun disini?"

"Iya."

"Tapi ini masih jauh dari rumah kamu,"

"Gue ada urusan. Udah sono balik, gue tendang nih lama-lama." usirnya. Fino hanya menatap Anya sinis. "Galak banget."

"Yaudah, aku duluan ya Anya?"

"Hm, makasih." sepeninggalan Fino, gadis itu menghembuskan nafasnya pelan. Ada apa dengan hari ini? Mengapa ia bisa kembali bertemu dengan Fino? Sungguh aneh.

Anya membalikkan tubuhnya berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Tapi tiba-tiba saja sebuah tangan merangkul pundak gadis itu. Karena reflek Anya mencekal tangan itu lalu ia putar kebelakang. Sang empu pemilik tangan seketika merintih kesakitan.

"Aduh...aduh...sakit bego!" sentak Ivana.

Anya membulatkan matanya. Ia kira ada seseorang yang mau mencoba menyerangnya. Merasa bersalah, gadis itu segera melepas tangan Ivana dengan tertawa kecil.

"Apa-apaan sih lu!" gerutu Ivana yang masih kesal.

"Ya, maap. Namanya juga reflek, lu sih pake acara ngagetin." jawab Anya.

Ivana mencibirkan bibirnya. Ia baru saja keluar dari supermarket bersama Key untuk membeli sebuah cemilan. Namun dari sembrang jalan ia melihat Anya yang sedang asik mengobrol dengan seorang pria yang membuatnya penasaran. Pasalnya postur tubuh itu tidak seperti Antaris. Jadi ia memutuskan untuk menghampiri Anya.

"Balik sama siapa lu?" tanya Key sembari menyeruput es kiko miliknya.

"Sama Fino." balasan itu membuat kedua sahabatnya terkejut bukan main.

"Fino? Fino mantan lu yang gue usir pakai jurus Maria itu?" tanya Ivana mengkoreksi.

"Heem,"

"Wah, kagak kapok-kapok tuh kecebong satu."

"Udahlah, Na. Gue juga udah lupa sama masalah itu." katanya. "Udah ayo balik. Bagi dong, " Anya merebut es kiko milik Key begitu saja seraya mendahului mereka.

Namun saat melewati taman, ketiga gadis itu melihat ada segerombolan anak SMP yang tengah merampas uang teman sebayanya. Apakah perilaku itu memang sudah dijadikan sebagai kebiasaan dikalangan anak-anak muda? Sangat menyebalkan.

"Woi!" panggil Anya.

Empat gadis itu menoleh. Menatap Anya dengan tatapan menantang. "Lu manggil gue? Gak usah ikut campur!"

"Wah, kagak sopan nih bocah." imbuh Ivana.

"Balikin." ucap Key dingin. Sudut matanya menajam saat melihat tingkah bocah itu yang menurutnya sangat tidak sopan.

"Hahahah, emang lu semua nyokap gue? Gak usah ngatur deh." timpal bocah itu.

"Lu belum pernah di gebukin pakai sapu ama emak lu?" tanya Ivana kesal.

"Sorry nih ya, nyokap gue sih lebih sering lempar gue pakai uang daripada sapu." ucap nya sombong.

"Jadi, lu ngaku kaya?" ujar Anya tak mau kalah.

"Jelas dong. Duit gue lebih banyak dari pada lo semua!"

"Terus ngapain lu malakin dia? Cie...ngaku kaya, miskin ya?" ucap Anya meledek. Membuat kedua sahabatnya tertawa geli.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt