8. Menyebalkan

2.5K 368 29
                                    

Seluruh siswa kembali masuk kedalam kelasnya karena waktu istirahat pertama sudah habis. Kini beralih menuju kelas Moza yang tampak sunyi. Kelas itu tengah melaksanakan kegiatan ulangan harian, dan seperti biasa Moza lah yang menyelesaikannya lebih dulu.

Tok tok tok

"Permisi...maaf Bu mengganggu waktunya, saya hanya mendapatkan amanah dari Pak Angga untuk memanggil siswa yang bernama Moza Amarelly," ucap seorang siswi yang datang kedalam kelas Moza.

"Oke, silahkan Moza bisa keluar, dan  kumpulkan kertas ulangan kamu di meja  Ibu," ucap Bu Maya lembut.

"Terimakasih, Bu Maya." Moza segera bangkit dengan membawa kertas ulangannya. Ia berjalan menuju kantor guru terlebih dahulu untuk menaruh hasil jawaban ulangan tersebut. Setelah menemukan meja Bu Maya, Moza beralih menghampiri ruangan Pak Angga.

"Permisi, Pak Angg-" ucapan Moza terhenti saat melihat Callista yang juga ada di dalam ruangan tersebut. Untuk apa gadis itu ada di ruangan Pak Angga? sangat menyebalkan.

"Moza, silahkan duduk di sebelah Callista" Moza berjalan dengan wajah angkuhnya menuju Callista, ia memberi jarak beberapa meter dari gadis itu. Bahkan pemandangan itu membuat Pak Angga bingung sendiri.

"Ada apa ya, Pak?" tanya Moza.

"Seperti yang kamu tahu, kamu berhasil masuk ke babak berikutnya dalam olimpiade fisika,"

"Babak ini adalah puncaknya, dan tiap sekolah harus mengirimkan dua murid berprestasi, jadi Bapak minta kamu dan Callista yang mengikuti olimpiade tersebut. Karena Bapak melihat nilai fisika kamu dan Callista tidak jauh berbeda," lanjutnya.

"Apa?! Sama nenek lampir kayak dia?!"

"Ogah!" tolak Moza.

"Maksud lu nenek lampir apaan?!" hardik Callista.

"Gak nyadar? lu kan emang kayak nenek lampir, jahat."

"Anjir lo ya!" Callista ingin maju untuk menjambak rambut Moza, namun Pak Angga berhasil menghalanginya, "SUDAH! SUDAH!"

"Apa-apaan kalian ini?!"

"Dia yang mulai, Pak" ujar Callista.

"Bodoamat, lu kira gue takut?" bela Moza.

"Dasar miskin. Lu gak sadar? Kalau dulu lu itu hanya gelandangan yang cuma bisa ambil barang rongsokan di pinggir jalan? Hahaha miris banget idup lu, mana gak punya keluarga" cibir Callista dengan tersenyum penuh kemenangan.

Merasa keterlaluan dengan ucapan Callista, Moza segera maju dan menghujam wajah gadis itu tanpa adanya rasa takut lantaran di perhatikan langsung oleh Pak Angga.

Callista terkejut dan terjatuh tepat didepan tempat duduknya, ia merintih kesakitan karena sempat tembentur ujung kursi.

"TAU APA LU TENTANG KELUARGA GUE, HAH?!" murka Moza.

"MOZA STOP!!"

"CALLISTA, JAGA UCAPAN KAMU!!" bentak Pak Angga. Ia segara melerai pertengkaran antara Moza dan Callista.

"Tenang, Moza," ucap Pak Angga menenangkan.

"Dan kamu Callista, jaga ucapan kamu! Tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu!"

Sontak ruangan ini menjadi hening. Moza yang tengah sibuk menenangkan emosinya, sedangkan Callista, gadis itu tengah menatap Moza dengan tatapan kebenciannya.

"Bapak hanya meminta satu hal ini saja, tolong kalian jangan bertengkar, tolong fokus dengan tujuan utama kita, ini demi sekolah."

Moza masih terdiam, perlahan ia mengangguk dan menyetujui ucapan Pak Angga. Walaupun ia memang sangat tidak menyukai Callista, namun olimpiade ini adalah salah satu kemauan Asya tujuh bulan yang lalu.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu