24. Sebuah Pengorbanan

1.9K 264 33
                                    

Suara tembakan itu membuat semua orang terdiam. Begitupun dengan Tara. Ia membekap mulutnya saat melihat Kelvin yang baru saja tertebak di bagian lengan kirinya.

"MAS KELVIN!!" jerit Tara histeris.

Sontak seluruh siswa berbondong-bondong untuk keluar dan menyelamatkan diri mereka sendiri. Acara malam ini berujung gagal. Pesta ini dibuat heboh saat seseorang datang untuk mengacaukan semuanya.

Suara jeritan terdengar dimana-mana. Bahkan sempat ada siswa yang nyaris terinjak-injak sebelum Moza datang untuk menarik dan menyelamatkan nya.

"Kamu gapapa?" tanya Moza khawatir.

"Aku g-gapapa,"

Gadis itu menahan rasa sakitnya dan pergi dengan kondisi kaki setengah pincang. Moza tidak sempat menahannya, jadi ia membiarkan gadis itu untuk pergi lebih dulu menuju area koridor.

"Za, ada apa?" tanya Anya dengan napas terpingkal-pingkal.

"Gue juga gak tau, Kak."

"Lihat disana!" tunjuk salah satu anggota Bradiz saat melihat segerombolan pria bersenjata tajam.

"I-itu..." Andra menatap pria misterius itu takut. Hingga tubuhnya terhuyung ke belakang. Untung saja Rasya menangkap tubuh kekasihnya dengan sigap. Meskipun Andra berujung tidak sadarkan diri.

"Andra? Andra bangun sayang..."

"BRENGSEK LO DARREN!!" sentak Rasya murka. Pria yang baru saja mengacaukan acara ini ialah Darren. Pria yang dulu berniat ingin melecehkan Andra di sebuah club malam. Rasya paham betul jika Andra masih trauma dengan Darren.

"Sya, lu kenal dia?" tanya Ivana.

"Iya, Kak. Dia yang dulu bersekongkol dengan Alena dan mau melecehkan Andra."

"Sekarang lu bawa Andra pergi, cepat!" Rasya mengangguk cepat dan membawa tubuh kekasihnya untuk keluar menuju mobil.

Sedangkan Callista sejak tadi hanya diam sembari melihat Darren kebingungan. "Apa yang dia lakukan?! Bodoh!"

Callista ikut meninggalkan tempat ini dengan sumpah serapahnya. Ia memang mengenal Darren. Yang ia tahu Darren sangat mencintai Alena. Meskipun pria itu selalu bermain dan melecehkan banyak wanita di tempat hiburan malamnya.

Tapi saat mengetahui bahwa Alena meninggal karena hukuman mati, Darren seketika menjadi bruntal. Ia terus menyalahkan Asya atas kematian orang yang dicintainya.

Sampai detik ini Darren tidak tahu bahwa orang yang sedang ia cari-cari juga sudah lama tiada. Jadi saat pertama kalinya ia melihat Tara di tepi jalan, Darren seketika berniat untuk membunuh gadis itu dengan cara menabraknya hingga tewas. Namun sayangnya rencananya gagal. Dan membuat ia terus mengikuti Tara untuk pembalasan dendam.

"Sial, meleset!" pekik Darren frustasi.

"Ayo, lari Ra!" Kelvin dengan gesit membawa Tara pergi tanpa menghiraukan luka di tangan kirinya. Bagaimana pun ia harus menyelamatkan Tara.

Melihat seseorang kabur membara Tara, itu semakin membuat Darren marah. Ia memilih mengikuti Kelvin bersama lima teman dibelakangnya.

Meskipun begitu, Darren cukup pintar. Ia membawa beberapa teman komplotannya untuk diam dan menjaga di area sekolah, tempat dimana dulunya Asya bersekolah.

Anya mengepalkan tangannya. Ia cukup marah jika kesenangannya diganggu gugat oleh seseorang.

"Woi! Apa-apaan lo!"

"Lu mau nyelakain teman-teman gue?!" serkas Anya tidak terima.

"Jangan di dengerin, bocil kayak mereka gak ada tandingannya sama kita." ucap seorang pria berambut pirang.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Where stories live. Discover now