4. Siapa Dia?

3.5K 473 54
                                    

Dengan terburu-buru ia segara memarkirkan sepeda motornya di sembarang tempat. Kelvin segera berlari menuju markas Bradiz dengan deburan nafas yang sudah tidak beraturan. Setelah sampai di depan pintu markas tersebut, ia dengan cepat membukanya dan menemukan seluruh inti Bradiz dan Katradoz yang kini sedang menatapnya terkejut.

"A-asya,"

"A-sya masih hidup," ujar Kelvin kepada semua orang. Tak hanya Kelvin yang terkejut, bahkan mereka semua hampir tidak percaya dengan hal itu.

"Asya gak mungkin hidup lagi, jelas-jelas gue yang ikut bantu pemakamannya!" Cecar Arga masih tidak percaya.

"Gue juga setuju sama Arga, gak mungkin Asya hidup lagi, sedangkan kalian juga liat jasad Asya secara langsung. Kalian kenapa sih? Lagi halusinasi berjamaah?" timpal Dirga.

"Bang, Molly lihat langsung Kak Asya lagi makan di kantin tadi pagi," imbuh Molly mencoba memantapkan Dirga bahwa dirinya memang tidak sedang berhalusinasi. Bahkan seluruh warga sekolah juga melihatnya.

"Iya Bang, kita itu gak halusinasi, tanya aja sama Bang Kelvin," bela Sandra.

"Bener, Vin?" ucap Dirga.

"Dia bahkan bisa gue peluk." balas Kelvin dengan nada suara yang mulai mengecil. Pria itu berjalan maju dan memilih duduk diatas sofa yang sangat empuk.

Sedangkan Anya dan Moza, kedua gadis itu masih saja terdiam, dengan Moza yang terus menerus menggigiti kuku jemarinya, "Andra, itu beneran kak Asya kan?"

"Moza, tenang..."

"Gue gak tau dia beneran Asya atau gak, tapi muka mereka sangat mirip, dan gue yakin-"

"Dia Asya." belum sempat Andra menyelesaikan perkataannya, Anya sudah lebih dulu memotong ucapannya.

"Maksud lu?" tanya Key bingung.

"Tujuh bulan yang lalu gue pernah bicara empat mata sama Asya. Disitu dia bilang, kalau dia bakal balik lagi tapi bukan sebagai Zatasya, melainkan Tarasya."

"Tapi..." ujar Anya menggantung.

"Tapi apaan?"

"Dari sorot matanya, dia bukan seperti Asya yang gue kenal." sambungnya. Semua mata fokus menatap Anya. Tetapi apa yang di katakan oleh Anya memang ada benarnya. Tarasya memiliki sorot mata yang lembut,  sedangkan Asya, gadis itu memiliki sorot mata yang tajam bak seperti Elang yang sedang mencari seekor mangsa.

"Gue masih gak paham sama ucapan kalian. Sebelum gue lihat cewek itu secara langsung, gue gak akan percaya kalau itu Asya." titah Arga yang di angguki oleh Dirga disampingnya.

"Tapi kalau bener cewek itu adalah Asya, jadi siapa yang kita kubur tujuh bulan yang lalu?" tanya Devan curiga.

Semua orang terdiam. Itu lah yang menjadi pertanyaan dibenak mereka. Mengapa Asya memberikan teka-teki seperti ini kepada mereka? Apa tujuannya? Ah entahlah, semua ini terlalu rumit.

"Sayang, kamu gapapa?" tanya Antaris merasa khawatir pada mantan kekasihnya. Ah tidak, seperti nya kini kita bisa memanggil mereka juga sebagai sepasang kekasih.

"Aku baik-baik aja, Antaris." balas Anya dengan tersenyum simpul. Iya benar, kedua pasangan itu telah resmi kembali.

Antaris mencoba menenangkan kekasih nya yang sedang gugup dan gelisah. Ia terus memijat pelan tangan gadis itu dengan perasaan sayang. Entah mengapa, perasaannya kepada Anya tidak pernah hilang sedikit pun.

Sementara itu, Kelvin kini masih memejamkan matanya. Kepalanya terasa sedikit pusing dengan kedatangan gadis itu. Apa benar jika ia adalah Asya? Apa itu artinya ia masih memiliki kesempatan untuk selalu bersama Asya?

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Where stories live. Discover now