23. Kejutan Pesta Kelulusan

1.6K 227 10
                                    

Seluruh siswa siswi SMA Cakra Birawa mulai berdatangan menghadiri sebuah pesta kelulusan yang diadakan di sekolah. Mereka saling menebar kecantikan nan keindahan gaun yang sedang di kenakan.

Begitupun para anggota Bradiz yang jumlahnya lumayan banyak. Entah mengapa aura mereka berbeda dari yang lain. Tak mau kalah, ketujuh inti Bradiz pun akhirnya tiba. Mereka sama-sama mengenakan gaun yang sederhana namun mewah jika dipandang.

"Lu gak punya baju? Item mulu yang gue liat. Gak ada tanda-tanda kehidupan lu." sewot Andra mengarah ke Key.

"Serah gue lah." balasnya tak kalah sewot.

Anya terus menyapa para anggota Bradiz yang ada di sekolahnya. Sesekali menyapa teman kelasnya, terutama Azka. "Eh, ada Azka. Kok lu gak botak lagi?"

"Ribet lo! Botak salah, gak botak salah."

"Yaelah, santai aja kalik."

Sudah lama sekali Anya tidak menjaili teman kelasnya yang satu ini. Jika dilihat-lihat rambut Azka sudah mulai tumbuh subur dan tebal. Namun ketampanan pria itu tetap tidak bisa mengalahkan Antaris.

"Za, kemana adek lu si Rasya?" tanya Sandra kepo.

Moza mendengus pelan, "Noh, biasa. Dibawa lari sama si Andra."

"Bucin mulu ya mereka," timpal Molly.

"Udah, biarin aja. Eh, liat noh temen lu lewat." tunjuk Moza saat melihat Callista yang baru saja melintas. Gadis itu terlihat sangat cetar, bahkan warna gaunnya bisa langsung merusak mata.

"Enak aja lu. Bukan temen gue itu, dia mah Kakak nya si Sandra." imbuh Molly.

"Kok jadi gue? Ogah banget punya Kakak modelan Callista. Norak, mana bajunya kayak Pasar Senin."

"Kok Pasar Senin?" tanya Moza dan Molly bersamaan.

"Iya, soalnya rame. Hahaha," ketiga gadis itu tertawa meledek Callista. Mungkin saja saat ini telinga Callista terasa panas karena terus di bicarakan.

"Gila, gelang lu bagus banget!" ucap gadis bergaun merah maron. Callista menatapnya sekilas, kemudian menjulurkan tangannya penuh percaya diri. "Oh, iya. Gue beli di Prancis. Cuma ada lima sih di dunia."

"Pasti mahal,"

"Hahaha, pasti dong. Bahkan biaya idup lu aja belum tentu cukup untuk beli gelang ini." imbuhnya yang membuat Ivana jengkel sangat mendengar suara itu.

"Dih, gelang sepuluh ribu dapet tiga aja bangga." cibir Ivana kesal.

"Kenapa sih, Na?" tanya Anya terkekeh geli.

"Itu tuh, si toples rengginang. Sombong banget, kalau Asya ada disini pasti Callista masih kalah jauh."

"Yadong, Asya mah jagoan gue!" bela Anya.

"Jagoan kita semua," sela Aland yang tiba-tiba saja datang entah darimana asalnya.

"Ayang Ivana...."

"Sayangku, pujaan hatiku, my lope lope Alex." Alex langsung menyambar Ivana dan memeluknya seperti bayi. Pria itu sangat manja jika sudah bertemu pawang kesayangannya.

"Ihh, Ayang aku udah ganteng." puji Ivana gemas.

"Iya dong, pacar nya siapa dulu coba?"

"Pacarnya eneng Ivana,"

"Ih, pinter banget pacal acuu..." Alex menarik hidung Ivana tak kalah gemas. Membuat Anya bergidik ngeri saat melihatnya. "huekkk,"

"Key masih marah sama Babang Aland?" tanya Aland mengintrogasi.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon