37. Permainan yang Sesungguhnya

1.7K 231 21
                                    

Asih tengah bersiap-siap dengan pakaian serba hitamnya. Hari ini ia harus menemui para komplotan Darren yang sudah berani melukai anak-anaknya, yaitu para pasukan inti. Ia memang menganggap bahwa seluruh pasukan dari empat geng motor sekaligus itu adalah anak-anaknya, mungkin jika di bayangkan Asih seperti memiliki anak lebih dari seratus orang. Benar-benar luar biasa.

Wanita itu berjalan ke arah ruang tamu, saat Rita dan Udin menatap Asih yang tengah berjalan dengan langkah badas nya, mereka menganga tidak percaya. Pasalnya Asih terlihat seperti masih gadis, "Keren kamu, Asih." puji Rita.

Asih tersenyum malu-malu. "Ibu, bisa aja."

"Kamu mirip seperti Asya," celetuk Udin.

"Iya lah, Asya kan anaknya Asih, Bapak ini gimana sih." Asih terkekeh. Setelah itu menatap beberapa pasukan inti yang ada di rumahnya.

"Jadi, siapa yang ikut Bunda?" tanya Asih.

"Arga!"

"Kelvin!"

"Alex!"

"Aland!"

"Nathan!"

Sahut kelima pria itu secara bersamaan. Sebenarnya mereka semua ini ingin pergi kemana? Setelah komplotan Darren menyerang mereka satu hari yang lalu, Dirga mendapatkan informasi dari Aretta dan juga Cantika bahwa mereka berhasil diamankan oleh para polisi. Namun, bukannya sel yang menjadi tempat tujuannya, malah rumah sakit yang menyambutnya.

Peristiwa adu jotos kemarin berhasil membuat beberapa komplotan Darren luka berat, bahkan luka yang paling parah di alami oleh Yanto, bencong yang menjadi lawan baku hantam Molly.

Sebenarnya Molly tidak ingin melukai pria itu, tapi tiba-tiba saja Yanto sangat membuatnya kesal, tak salah jika Molly terbawa suasana.

Dan karena peristiwa itu juga, Asih ingin bersilaturahmi dengan mereka semua di rumah sakit.

"Oke, kalau gitu kita berangkat."

"Bu, titip anak-anak ya, sepertinya Alena dan Tara masih tidur. Titip bayi besar ku juga," ucap Asih dengan sifat bucinnya.

"Iya, Asih, kayak sama siapa aja, pasti Ibu jagain." balas Rita.

"Kalau gitu Asih pergi dulu ya, Pak, Bu." Asih mencium punggung tangan mereka secara bergantian. Di rumah ini, tidak ada yang namanya pembantu, semua yang ada di rumah Asih, selalu ia anggap sebagai keluarga.

"Ayo, anak-anak, berangkat!"

Setelah menempuh waktu selama hampir satu jam, mereka akhirnya tiba di Rumah Sakit Elizabeth. Asih turun dari atas motor Kelvin, melepas helm fullface milik Asya, dan menaruh helm itu diatas motor besar milik Kelvin.

Dengan mata pisaunya ia menatap rumah sakit itu tajam. Awas saja, setelah ini akan Asih beri kejutan untuk mereka.

Asih melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah sakit itu, hingga orang-orang berpusat kepada mereka. Wanita itu berjalan memimpin di depan, yang di kawal langsung oleh lima pria tampan sekaligus.

"Berapa nomor kamarnya?" tanya Asih dingin.

"256, Bunda." jawab Nathan.

"Oke, pintu itu ada di depan."

Setelah tiba di depan pintu dengan nomor kamar 256, bukannya membuka knok pintu itu, Asih malah memilih dengan cara menendangnya hingga pintu itu terbuka lebar, yang membuat para komplotan Darren terlonjak kaget.

"Bujubusrak! Kok jadi gue yang kaget," kata Alex.

"Bunda kalau udah ngamuk keren ya," imbuh Aland.

"Sebelas, dua belas, sama Asya lah ya." timpal Arga.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Where stories live. Discover now