34. Pergi dan Kembali

1.9K 241 49
                                    

Anya baru saja sampai di kantor polisi. Ia terus digiring hingga tiba di pintu yang penuhi jeruji besi, tempat dimana Anya akan tidur tanpa sebuah kasur empuk yang biasanya ia rasakan saat berada di rumahnya dan markas Bradiz.

"Saya bisa jalan sendiri, Pak. Jangan di pegangin kayak gini dong!" serkas Anya merasa tidak nyaman.

"Biar kamu tidak kabur." ucap sang polisi yang tadi menyetujui taruhan Anya, sebut saja dia Pak Panca.

"Gimana saya mau kabur kalau tangan saya aja di borgol," balas Anya.

"Yang saya borgol itu tangan kamu, bukan kaki kamu."

"Bener juga,"

"Sudah, hari ini kamu saya tahan, sampai barang bukti membuktikan semuanya." Panca membuka borgol yang ada di tangan Anya, setelah itu ia membuka gembok sel dan membuka lebar pintu jeruji besi itu sambil mendorong Anya masuk.

Para tahanan yang lainnya menatap kedatangan Anya tidak suka. Iya, mereka adalah teman satu sel nya malam ini. Anya membalas tatapan itu acuh, dan beralih menatap Panca yang baru saja pergi dengan tatapan kesal.

Anya menendang pintu besi itu sambil berkata, "Woi, kasih gue penjara yang VIP kek!"

"Gak usah sok jagoan lu!" serkas Ratih, salah satu gadis yang menjadi tahanan disana. Ia menatap Anya sengit, menyuruh tahanan yang lainnya untuk lebih cepat memijat seluruh tubuhnya, menganggap bahwa dirinya penguasa di dalam sel ini.

"Gue emang jago, mau apa lu?" nyolot Anya.

Didalam sel ini terdapat lima tahanan, Ratih, Riska, Mega, Amel dan Anya. Dan yang paling membuat Anya kesal adalah Ratih dan kedua anak buahnya yaitu Riska serta Mega.

"Inget ya, lu harus tunduk sama gue disini!"

"Kalau gue gak mau gimana?" tantang Anya.

Riska melebarkan matanya, "Wah, parah dia bos."

"Minta di hajar dia bos kayaknya," timpal Mega.

Ratih mendenguskan napasnya tidak suka saat menerima menolakan Anya. "Gue ketua disini, mau gak mau lu harus nurut sama semua ucapan gue! Kalau lu mau tau siapa gue, gue perampok terjahat di kota ini!"

"Lu paling masuk penjara karena kasus tawuran, kan? hahaha, keliatan tengilnya." lanjut Ratih, ketiga gadis itu tertawa mengejek Anya, terkecuali dengan Amel yang sejak tadi terus saja diam.

Anya menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap ketiga gadis itu remeh. "Oh iya? Gue masuk ke penjara ini karena kasus pembunuhan, gue berhasil mutilasi 20 orang, dan lu tau di dalem perut gue isi nya apa? Disini ada daging-daging mereka, HAHAHA," bohong Anya sambil tertawa keras dengan nada yang menyeramkan.

Ketiga gadis itu langsung menciut saat mendengar penjelasan Anya. Ada yang tangannya bergetar, ada juga yang mundur beberapa langkah dari hadapan Anya.

"Coba sini maju, siapa tadi yang ngatain gue tengil?" papar Anya. Reflek Riska dan Mega mendorong punggung Ratih, sampai gadis itu berdiri tepat di depan wajah Anya.

Awalnya ia memegang kedua pundak Ratih sambil tersenyum manis, tapi kemudian Anya melayangkan pukulannya hingga gadis itu tersungkur, dan membuat kedua anak buahnya berteriak histeris.

"Dengar ya, walaupun gue tengil yang penting gue cakep!" bentak Anya.

"A-ampun," ucap Ratih terbata-bata.

Anya menghentikan aksinya, duduk berselonjor di hadapan Ratih dan menyuruhnya untuk memijat kedua kakinya yang terasa pegal. "Pijitin kaki gue,"

Ratih masih bengong.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Where stories live. Discover now