6. Mencari Indentitas

3.1K 406 32
                                    

Hari ini adalah hari terakhir bagi seluruh siswa kelas XII SMA Cakra Birawa untuk mengikuti Ujian Nasional. Kini mereka tengah sibuk mengerjakan soal ujian tersebut dengan tenang.

Seperti halnya dengan Kelvin, sejak tadi pria itu sama sekali tidak menggurutu setiap kali mengerjakan soal-soal tersebut. Berbeda halnya dengan Aland dan Alex, kedua pria itu seperti tertekan didalam ruangan ini.

"Kurang satu lagi," gumam Alex.

"Nomer 20 apaan sih?! Bikin gue mikir aje lo!" amuk Alex pada kertas yang ada di tangannya.

"Fiks! Gue kudu itung kancing." Alex segera menghitung kancing baju seragamnya untuk menentukan jawaban pada soal terakhirnya.

Kelvin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalnya kecil seraya tersenyum simpul. Lalu bagaimana dengan siswa kelas X dan XI? Siswa tersebut tetap di liburkan dan bersantai di rumah masing-masing.

Seperti inti Bradiz tentunya, kini mereka tengah bersantai di dalam markas. Mereka tengah asik bersenda gurau hingga suara tawa nya melengking keras.

"Na, ngapa muka lu?" tanya Andra.

"Pacar gue bisa ngerjain ujian gak ya?" ucap Ivana khawatir.

"Yaelah, kek gak tau pacar lu aje," imbuh Anya.

"Kenapa emang pacarnya Kak Ivana?" tanya Moza penasaran.

"Si Alex kan pinter,"

"Pinter apaan?"

"Pinter nyontek." sahut Sandra dari arah dapur dengan sebuah minuman dingin yang ia bawa di tangannya.

"Bosen nih," cicit Molly.

"Kenapa gak ke Sekolah Sinar Bangsa aja? Gue kangen sama Lala," aju Key. Sekolah Sinar Bangsa adalah sekolah gratis yang memang sengaja dibangun oleh Anya untuk pendidikan anak-anak jalanan. Karena itu juga termasuk permintaan Asya untuk yang terakhir kalinya. Ia meminta untuk membangunkan sekolah gratis bagi anak-anak jalanan diluar sana.

"Ide bagus!" tanggap mereka serempak.

Mereka akhirnya segera bersiap untuk menghampiri sekolah tersebut, sekaligus mereka juga ingin bertemu dengan para anak-anak itu.

"Key!" Panggil Anya. Ia segera melempar kunci mobil itu ke arah nya dan langsung di tangkap sempurna oleh Key.

"Buruan, lu yang bawa mobil."

Tiga puluh menit kemudian...

Mereka sudah sampai di depan gedung Sekolah Sinar Bangsa. Gedung ini memang tidak besar, tetapi mungkin ini cukup untuk membantu anak-anak jalanan atau anak-anak yang tidak mampu agar mereka bisa menimba ilmu dengan baik. Akhirnya kini Anya bisa mewujudkan kemauan Asya.

"Lu orang terbaik yang gue kenal, Sya." ucap Anya pelan dengan senyuman manisnya.

Ketujuh gadis itu pun segara masuk untuk melihat anak-anak yang saat ini juga sedang melakukan pelajaran.

"Kalian harus ingat ya, sepuluh di tambah lima itu berapa hasilnya?" ujar Aretta lembut. Iya, guru di sekolah ini di pegang oleh Aretta yang notabenenya sebagai asisten pribadi Bradiz. Tapi tenang saja, ia tidak sendirian untuk mengajar anak-anak disini. Karena ada beberapa anggota Bradiz yang juga ikut membatu Aretta untuk mengajar mereka.

"Lima belas Bu..." jawab mereka serempak.

"PINTARR!" seru Aretta.

"Kak Anya!" Panggil Lala. Lala adalah salah satu anak jalanan yang pernah Anya temui di sebuah jembatan yang tampak sepi. Awalnya Anya tidak sengaja melewati jembatan tersebut karena jalanan yang ingin ia lewati tengah di perbaiki.

KELVIN GIO || MOODYCLASS 2 ✓Where stories live. Discover now