"Aku tahu Gibson tidak melakukan penggelapan dana. Dia selalu menuliskan pengeluaran dan pemasukkannya ke dalam dokumen komputernya. Dia memberitahuku." Aku sepenuhnya menghadap Caden, tidak setuju dengan tuduhannya kepada Gibson.

"Kau melihat dokumennya?" Dia bertanya menantang.

Aku mengangguk. "Ya aku melihatnya. Dia juga menuliskan detail lengkap mengenai tanggal dan keperluannya sehingga ia dapat mencatatnya ke dalam komputernya." 

Caden tersenyum sinis. "Kenapa kau membela pencuri ini?"

"Dia bukan pencuri! Dia hanya ingin memberi makan anjingnya, oke?" ujarku sambil mengepalkan kedua tangan, menggembungkan bibir ke arah Caden sementara pria tersebut menyeringai kecil.

Berengsek.

"Oke, baiklah. Akan kita masukkan ke dalam daftar kami." Mal membersihkan tenggorokan setelah melirik Caden dan aku bergantian.

"Apa kau punya yang lain?" Sydney bertanya, menggaruk rambutnya sebentar sebelum ia menarik napas dalam.

"Panti Asuhan yang ada di bagian Tenggara. Ada tujuh anak panti di sana. Yang paling tua berumur lima belas dan yang paling muda berumur enam. Pantinya dibangun oleh pemerintah, mereka mempekerjakan Maria dan Sara sebagai pengasuh anak-anak di sana. Jika kalian merencanakan untuk memberi donasi saat natal itu akan menjadi kado yang menyenangkan bagi mereka." Aku berhenti sebentar, mengingat semua memoriku bersama semua anak panti di sana sebelum aku menyunggingkan senyum kecil.

"Mereka semua sangat manis, dan pintar, dan ramah. Sayangnya pemerintah jarang memberikan mereka uang bantuan sejak lima bulan yang lalu, dalam setahun terakhir mereka hanya memberikan lima kali bantuan sehingga Sara harus bekerja ekstra sedangkan Glenn, anak panti yang paling tua mulai bekerja dua pekerjaan untuk membantu adik-adiknya." Aku menjelaskan.

"Apa kau yakin Maria dan Sara tidak pernah menggunakan uangnya untuk mereka sendiri?" tanya Caden sambil bersandar di kursi, matanya masih menatap laptop sebelum ia mengetik sesuatu di dalamnya.

"Tidak, mereka tidak pernah dibayar untuk mengasuh anak panti ini karena pemerintah berkata bahwa mereka sudah tinggal di rumah tersebut, tidak perlu biaya tambahan. Sayangnya pemerintah juga tidak memberi biaya pada anak-anak panti tersebut." Aku berkata.

"Bagaimana kau tahu jika ceritanya tidak bohong? Karena aku tahu jika Sara dan Maria mungkin memanipulasi cerita mereka untuk mendapatkan simpatimu."

Aku meremas kedua tanganku erat sambil menggeram kecil. "Mereka tidak akan melakukan itu, oke? Mereka sangat menyukai anak-anak di panti dan mereka rela bekerja untuk mendapatkan biaya tambahan untuk mengurus mereka. Berhenti menjadi seorang yang suka berkomentar buruk kepada orang lain, kau terlihat seperti orang brengsek," ucapku yang langsung aku sesali. Aku berjalan mundur sambil membelalakkan mata, menatap Caden untuk meminta maaf tadi pria tersebut hanya meregangkan rahangnya sambil menatapku tanpa emosi. Aku menunduk, menghalangi penglihatanku dari tatapannya sambil memainkan kedua tangan.

Sydney tertawa kecil. "Kau benar. Aku mengatakan kepada Caden berkali-kali bahwa dia harus mengurus egonya tapi sepertinya tengkoraknya lebih kaku daripada batu." Dia mengetikkan sesuatu pada laptopnya. "Kita berencana untuk memberikan donasinya saat natal; kita akan memasukkan mereka dalam daftar."

Aku mengangguk kecil sebelum Mal kembali menanyakan kepadaku mengenai tempat lainnya. 

"Menarik. Kami akan memasukkannya ke dalam daftar." Mal mengatakan dengan senyum lebar. Aku mengangguk kecil.

Setelah tugasku selesai di sana, aku berjalan menuju ke dalam kamar tidak lupa membawa sepatuku. Aku juga mengunci pintunya sebelum aku berbaring di atas kasur. Aku melepas hoodie dan celanaku, menyisakanku dengan kaos polos dan celana dalam. Aku melirik lutut dan sikuku yang dipenuhi oleh darah kering. 

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now