“DINGIN? KAU MAU kutarikkan selimut?”

“Tidak.” Yoona mendesah puas.

Berbaring telanjang dalam pelukan Taehyung terasa begitu luar biasa hingga Yoona tidak ingin salah satu dari mereka bergerak untuk waktu yang sangat lama. Selamanya, kalau perlu. Taehyung sudah selesai menelanjanginya dengan begitu lembut, bertentangan dengan tatapan hasrat panas yang masih membakar di mata birunya.

“Tubuhmu meremang.”

“Itu karena kau menggelitikku.”

“Apa? Ini?” Taehyung kembali menyusurkan jemarinya di sepanjang sisi tubuh Yoona, dari bawah lengan sampai ke pinggang. Yoona terkikik dan tubuhnya kembali meremang.

“Maaf tapi aku terlalu menyukai efek sampingnya untuk berhenti.”

“Efek samping?” tanya Yoona. Taehyung menyentuh puncak payudaranya yang mencuat dalam rona pink.

Yoona mengerang nikmat. “Hmm, ya, efek sampingnya menyenangkan.”

“Ada guratan-guratan di sini. Apakah aku terlalu kasar? Apa bakal janggutku membuatnya lecet?”

“Ya, dan rasanya enak.” Senyum lebar Yoona kelihatan seperti senyum gadis yang sangat nakal.

Taehyung terus bermain-main dengannya, sangat puas ketika Yoona memberinya akses masuk ke tubuh yang sangat didambakannya. Yoona tidak berpura-pura malu. Ketelanjangan mereka kelihatannya membuat Yoona senang, bukan tertekan. Dia tidak buru-buru turun dari tempat tidur untuk mandi setelah percintaan mereka. Gadis itu malah meringkuk di samping Taehyung, penuh kasih dan sensual, seperti yang sudah Taehyung duga sedari dulu.

Sekarang, Taehyung bersandar ke dinding di belakangnya dan menunduk menatap kepala Yoona yang terbaring di perutnya. Ia menebarkan rambut Yoona di sekitar perutnya, sering kali mengatur ikal-ikalnya, mendapati tidak ada kegiatan yang lebih menyenangkan dari pada ini.

Bermalas-malasan setelah percintaan seperti ini terasa baru bagi Taehyung. Bahkan dengan istrinya dulu pun hubungan cinta selalu menjadi titik puncak, akhir, bukan permulaan. Tidak begitu dengan Yoona. Taehyung tahu bahwa ketika, pada akhirnya, mereka harus meninggalkan tempat tidur, ia akan melakukannya dengan penyesalan yang teramat sangat.

“Kenapa kau tidak pernah tidur dengan Seokjin, Yoona?”

“Apa itu urusanmu?”

“Bukan.”

“Jadi?”

“Aku ingin tahu saja.”

Yoona mengusapkan jemarinya ke bulu-bulu halus yang tumbuh di tubuh Taehyung hingga ke garis-garis bulu tipis yang membelah perut laki-laki itu.

“Aku ingin melakukannya. Menurut Seokjin kami harus menunggu.”

Tawa Taehyung terdengar sinis dan mengejek pria itu.

“Aku tidak heran. Dia takut tidak bisa menyamai hasratmu yang besar.”

Dengan jail, Yoona menyentuh tubuh Taehyung yang kini tengah beristirahat.

“Baru sekarang aku tahu kata-kata itu bisa diartikan secara harfiah.”

Taehyung meringis nikmat, tapi melanjutkan alur pikirannya. “Dia bukan laki-laki yang sesuai untukmu dan dia tahu itu. Dia tidak mau kau mengetahuinya sampai setelah dia menikahimu. Kau adalah apa yang diinginkannya, tapi semua yang membuatnya terpikat padamu juga membuatnya takut.”

Yoona menyandarkan kepala ke belakang dan menengadah pada Taehyung.

“Apakah aku semenakutkan itu?”

“Kau menakutkan bagi laki-laki yang takut menjawab tantanganmu.”

Yoona memelototinya, tapi kembali membaringkan kepala di pangkuan Taehyung.

“Kalau kau begitu ahli soal semua tetek-bengek pernikahan, kenapa kau tidak menikah lagi?”

“Aku belum menemukan wanita yang tepat.”

“Di Latham Green pilihannya mungkin terbatas. Kota semestinya bisa memberimu banyak pilihan.”

“Tapi aku tidak bisa tetap tinggal di kota.”

Yoona menangkap perubahan nada suara Taehyung. Kata-kata itu terlontar dengan penekanan ketus. Diucap-kan dengan kasar, juga pahit. Yoona tidak suka merusak suasana rileks ini, tapi ia ingin tahu apa yang menghantui Taehyung. Laki-laki itu telah membantunya mem buka kunci emosi-emosi yang selama ini dipendamnya. Untuk menamainya dengan tepat, dan menghadapinya. Mungkin ia bisa membantu laki-laki itu dengan cara yang sama.

“Apa yang terjadi, Taehyung?”

“Aku pergi.”

“Tapi apa alasannya? Beritahu aku.”

Yoona bisa merasakan otot-otot di bawah kepalanya menegang ketika Taehyung bergulat dengan keputusannya. Akhirnya otot perut Taehyung kembali melemas dan laki-laki itu mulai bicara.

***

Yoona's Return - Taehyung Yoona VersionWhere stories live. Discover now