*****
“NIKMATNYA.”
“He-eh.” Mengangguk setuju. Yoona menikmati cheeseburger-nya yang tebal dan penuh lemak. Burger itu tipe burger yang disusun rapi, terdiri atas daging yang dibakar di atas arang dan roti yang dipanggang dengan mentega. Kentang gorengnya gemuk-gemuk dan panas, baru diangkat dari minyak.
“Aku tidak bicara soal makanan. Aku bicara soal itu.”
Yoona menengadah dari kantong cheeseburger-nya dan mengikuti pandangan Yuri lewat kaca depan mobilnya.
Sherif Latham Parish tengah berjalan menuju jendela tempat para pelanggan restoran drive-in tersebut menempatkan pesanannya. Yoona nyaris tidak bisa menelan gigitan yang, sampai saat itu, dikunyahnya dengan nikmat.
Ia belum bertemu Taehyung sejak hari Senin. Sepanjang hari kemarin, ia mengira laki-laki itu bakal menelepon atau mampir dengan alasan yang dibuat-buat. Taehyung bisa saja menggunakan “penyusup” sebagai alasan untuk mendatanginya. Atau Taehyung bisa saja mengungkit kembali undangan berenang di bawah sinar bulan itu. Tapi ketika Taehyung tidak berusaha mengontaknya sekali pun, Yoona bimbang antara merasa lega dan samar-samar kecewa.
“Dia lumayan,” ujar Yoona santai.
Yuri menoleh untuk menganga ke arahnya.
“Lumayan? Ada yang salah dengan matamu ya?”
Mereka berdua kembali memandang Taehyung. Laki-laki itu mendorong topi koboinya yang sewarna gandum itu menjauh dari kening dan membungkuk untuk berbicara pada gadis yang bersemu merah di balik jendela. Gadis itu nyaris tidak bisa mengendalikan diri cukup lama untuk mencatat pesanan Taehyung.
Postur tubuh setengah membungkuk memamerkan salah satu aset terbaik laki-laki itu, terutama bagi kedua wanita yang duduk di mobil di belakangnya. Fisik laki-laki itu membuat celana jins biasa jadi kelihatan luar biasa. Tampak tidak terburu-buru, Taehyung menyunggingkan senyumnya yang memukau itu pada pelayan wanita yang tersenyum malu-malu selagi menunggu pesanannya disiapkan.
“Kukira kau jatuh cinta setengah mati pada Siwon.” Nada suara Yoona terdengar ketus walaupun, kalau ditanya, ia tidak bisa mengemukakan alasan kejengkelannya.
“Memang. Tapi aku kan tidak buta,” sahut Yuri.
“Siwon akan mendapat keuntungan dari fantasi seksualku. Menurut majalah Cosmo, fantasi seperti itu sehat dan tidak berbahaya.”
“Dan menurutmu Kim bisa menjadi bahan fantasi?” Yoona penasaran tentang Taehyung, tapi tidak bertanya terang-terangan. Siapa tahu Yuri akan termakan umpannya dan mengungkapkan informasi yang diinginkan Yoona.
“Memangnya menurutmu tidak?”
Yoona mengangkat bahu. “Paling-paling dia mirip Yunho. Cuma kemasannya saja yang luar biasa.”
“Tidak menurut kabar yang kudengar.”
“Benarkah?” tanya Yoona polos.
“Hmm. Seorang teman pernah memberitahuku—” Tiba-tiba Yuri berhenti, melirik cepat ke belakang. “Hei, anak-anak, kalau kalian sudah selesai, kalian boleh keluar dan main skateboard.”
Putri-putrinya, yang sudah menghabiskan makan siang mereka dan duduk gelisah di kursi belakang menunggu Yuri dan Yoona selesai, langsung bersorak kegirangan dan, sambil menenteng skateboard mereka, langsung berhamburan keluar dari mobil.
“Hati-hati!” teriak Yuri.
Mendengar suara Yuri, Taehyung berbalik, melihatnya, dan melambai, Yuri balas melambai, Taehyung menepuk pantat kedua anak Yuri yang berlari melewatinya dan memperingatkan mereka untuk berhati-hati dengan skateboard mereka. Taehyung lalu berbalik ke jendela untuk melanjutkan percakapannya dengan si pelayan. Karena Taehyung mengenakan kacamata hitam, Yoona tidak tahu apakah laki-laki itu juga melihatnya di dalam mobil Yuri.
ESTÁS LEYENDO
Yoona's Return - Taehyung Yoona Version
RomanceRemake Story Taehyung-Yoona Version Original Story by Sandra Brown credits by readnovelsblog.wordpress.com Don't forget to vote and comment✨
