DRIVE-IN GATOR PENUH sesak meskipun malam itu bukan akhir pekan.
Taehyung disapa hangat ketika berhenti di gerbang masuk. Rupanya dia sering datang kemari, dan Yoona tidak tahan untuk tidak bertanya-tanya dengan siapa.
Ya, ia penasaran.
Taehyung menaikkan pinggangnya, mencondongkan tubuh tepat ke bawah setir untuk meraih beberapa lembar uang kertas dari saku celana jinsnya yang ketat.
Sejak meninggalkan rumah Taehyung, Yoona diam seribu bahasa. Sikap merajuknya memang kekanak-kanakan, tapi ia sangat marah hingga ia tahu suaranya bakal pecah kalau ia mencoba bicara.
Berapa kali aku akan tertipu pada sabotase sensual laki-laki itu batin Yoona. Tiap kali dia merengkuhku, aku bersikap seperti bukan diriku sendiri. Otakku berkhianat, begitu juga tubuhku. Satu-satunya yang perlu dilakukan laki-laki itu adalah menyentuhku maka otakku akan berhenti beroperasi. Akal sehat meninggalkanku. Aku menjadi sepatuh boneka, bereaksi hanya pada tangan si pemilik.
Apakah aku mulai melemah? Tidak mampu melihat fakta-fakta pahit kehidupan? Laki-laki tidak punya hati nurani.
Tidakkah aku mengetahui hal itu dengan cara yang menyakitkan?
Mereka tak bisa dipercaya. Jadi kenapa aku begitu patuh pada sang sherif, padahal permainan laki-laki itu pada akhirnya hanya akan membuatku frustrasi?
Namun semua orang lain di kota tampaknya menyukai dan menghormati Taehyung. Saat ia membawa mobilnya menyusuri lorong-lorong bioskop outdoor itu, Kim Taehyung disapa dengan suara klakson dan lambaian tangan.
Taehyung balas meneriakkan halo, menyapa tiap orang dengan nama mereka.
“Tidak ada tempat kosong yang tersisa sedekat ini dari layar,” komentar Yoona kesal. Mereka sudah melewati lorong yang sama beberapa kali.
“Aku tahu. Aku hanya membiarkan para berandalan tahu aku ada di sini. Dengan begitu mereka akan bersikap lebih tertib.”
Hari sudah gelap dan daftar nama pemain dalam film pertama dari dua film yang akan diputar tengah ditayangkan ketika Taehyung akhirnya memarkir Datsun-nya ke tempat lowong di deretan belakang. Ia mengatur speaker di jendela.
“Apakah kau bisa mendengar dengan jelas?” tanyanya.
“Ya.”
“Bagus. Aku akan segera kembali. Jangan ke mana-mana.”
Taehyung meremas lutut Yoona sebelum membuka pintu dan menyelinap keluar. Tindakan intim itu begitu mengejutkan Yoona hingga ia tidak segera bereaksi terhadap kepergian Taehyung.
“Tunggu!” teriaknya pada punggung Taehyung, “kau mau ke mana?”
“Aku akan segera kembali.”
Yoona mengawasi Taehyung berjalan di sela-sela deretan mobil yang diparkir sampai laki-laki itu hilang dari pandangan, menggumamkan umpatan ke arah laki-laki yang meninggalkan teman kencannya di drive-in. Taehyung kembali kurang dari sepuluh menit setelahnya, tapi pada saat itu, Yoona sudah kesal setengah mati.
“Ke mana kau tadi?”
“Aku perlu memeriksa sesuatu.”
“Semoga sesuatu itu penting” sahut Yoona ketus.
“Aku menganggapnya begitu. Ada banyak narkoba di SMP musim semi lalu. Aku ingin memastikan rokok yang kulihat diedarkan anak-anak itu benar-benar tembakau.”
Yoona merasa kerdil. Ia bertanya, “Apakah itu benar-benar tembakau?”
“Kalau bukan aku sudah bakal menggiring mereka ke penjara sekarang.”
YOU ARE READING
Yoona's Return - Taehyung Yoona Version
RomanceRemake Story Taehyung-Yoona Version Original Story by Sandra Brown credits by readnovelsblog.wordpress.com Don't forget to vote and comment✨
