Part 6

244 44 4
                                        

“Berhasil mendapatkan sesuatu?” tanya Yoona, mengedikkan kepala ke arah perahu.

Taehyung bersandar ke belakang, meluruskan tungkai-tungkainya yang panjang, dan menopang tubuh dengan satu siku.

“Belum.”

Jawaban ringkasnya terdengar bergetar dengan suara rendah yang membuat Yoona dengan tidak nyaman menyadari betapa minim bikininya.

Warnanya merah menyala, menonjolkan tubuh keemasannya secara maksimal. Ia berharap dirinya membawa sarung bermotif rimba yang menjadi setelannya. Waktu meninggalkan kabin tadi ia merasa tidak perlu membawa kain penutup. Sekarang ia sangat mendambakan benda tersebut. T-shirt, jubah, karpet beruang, apa pun yang bisa menutupinya dari tatapan Kim Taehyung.

Yoona tidak bisa melihat mata Taehyung di balik kacamata hitam laki-laki itu, tapi ia bisa merasakan sepasang mata itu menelusuri tubuhnya, berlama-lama di tempat-tempat yang anehnya terasa hangat.

“Hari ini panas.” ujar Yoona ketus.

“Dan semakin panas.”

“Nyaris terlalu panas untuk memancing.” Matanya menyipit curiga.

Ayahnya suka memancing. Pada musim panas dia akan pergi keluar pagi-pagi sekali, ketika suhu relatif masih dingin dan danau diselubungi kabut. Ayahnya tidak pernah pergi dengan perahu memancing saat siang bolong yang panas terik. Sebuah tuduhan terbentuk dalam pikirannya, tapi Taehyung menduluinya bicara.

“Berani bertaruh kau sangat suka panas ini.”

“Memang,” aku Yoona. “Dari mana kau tahu?”

“Kau wanita yang sangat sensual.”

“Apa yang membuatmu berkata begitu?”

“Banyak hal. Aku memperhatikanmu kemarin di pesta.”

Taehyung menyilangkan kakinya dengan lebih nyaman. Setidaknya hal itu membuatnya lebih nyaman. Yoona menelan ludah dengan susah payah ketika menunduk dan melihat tubuh laki-laki itu. Celana pendek jins usang itu menyesuaikan diri dengan bentuk tubuh Taehyung bertahun-tahun lalu. Yang jelas celana itu mengungkap segalanya.

“Aku langsung melihat gelang kakimu.” Ia mengulurkan tangan dan, dengan jari telunjuknya, menelusuri rantai emas ramping di sekeliling pergelangan kaki Yoona. “Tak ada satu wanita pun di Latham Green yang memakai gelang kaki.”

“Apakah kau sendiri yang membuktikan perhitungan statistik itu?”

“Tebakan cerdas,” sahut Taehyung, sama sekali tidak tersinggung oleh sindiran halus Yoona.

“Itu bukan perhiasan yang dikenakan kebanyakan wanita. Hanya oleh wanita yang sangat berdarah panas.”

Yoona menarik kakinya menjauh dari tangan Taehyung.

“Itu gila.” Yoona berharap suaranya lebih tegas dan tidak terdengar terengah. “Aku membelinya karena aku menyukainya. Kupikir gelang ini cantik.”

“Kau membelinya sendiri?”

“Memangnya kenapa?”

“Gelang itu bukan pemberian seorang pria?”

“Bukan.”

“Sayang sekali.”

“Kenapa?”

“Memakaikan gelang itu di kakimu pasti sangat menggairahkan.” Taehyung tersenyum lebar.

“Dengar, Mr. Kim, aku tidak tahu apa yang bekas temanku Jimin katakan padamu tentang diriku—”

Yoona's Return - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang