"Kau masih mencintainya?"
Taehyung menoleh perlahan dan menatap Yoona lekat-lekat. Lalu seulas senyum tipis meredakan ketegangan di bibirnya. “Tidak, Yoona. Kalau aku masih mencintainya, aku takkan pernah membiarkannya pergi.”
“Tapi kau kelihatan sangat sedih waktu membicarakannya.”
“Aku hanya menyesal karena telah menunda kebahagiaannya. Aku berharap aku menyadari lebih cepat bahwa kami tidak sesuai untuk satu sama lain, bahwa kami menginginkan hal yang berbeda.” Taehyung berjalan kembali ke tempat Yoona duduk di lengan sofa dan membungkuk di depan wanita itu.
Dengan bijak ia menangkup tangan Yoona. “Itukah yang terjadi padamu dan Kim? Apakah kau memutuskan pada menit terakhir bahwa kau menginginkan hal yang berbeda?”
“Secara umum, ya.”
“Apa alasan khususnya? Apakah kau ingin terus mematahkan hati banyak laki-laki?”
Yoona mendorong Taehyung ke samping dan berdiri. “Kenapa kau, kenapa semua orang, mengasumsikan itu adalah kesalahanku?”
Yoona terlambat menyadari bahwa kata-katanya mengungkap terlalu banyak dan hanya berharap Taehyung tidak menyadarinya. Tentu saja, itu harapan berlebihan mengingat Taehyung polisi. Dia sudah terlatih untuk menangkap ketidaksinkronan, mengungkap perbedaan sekecil apa pun. Taehyung menahan bahu Yoona dan membalikkan tubuh wanita itu.
“Kau mau bilang ini semua ide Seokjin?”
“Aku tidak bilang begitu.”
“Tidak secara sengaja, tapi pengakuan bersalah biasanya terlontar tanpa sengaja. Apa yang terjadi, Yoona? Apa yang dilakukan Seokjin?”
Dengan keras kepala Yoona mengatupkan bibirnya erat-erat. Taehyung mengamati wajah Yoona, mencoba membaca kegalauan dalam mata wanita itu.
“Setelah dipikir-pikir lagi,” ujar Taehyung setengah merenung. “Kelakuanmu malam ini di kafe sangatlah aneh. Kau meninggalkan Seokjin di gereja. Berarti kau baru melihat laki-laki itu lagi sejak saat itu, bukankah seharusnya kau bersikap jengah? Menunjukkan rasa bersalah? Malu?
“Sebaliknya, kau berusaha keras meyakinkan laki-laki itu betapa bahagianya dirimu di New Orleans. Kau tidak jahat. Kalau memang kau yang meninggalkannya, kau tidak akan bersikap begitu ceria, terus-menerus menunjukkan betapa luar biasanya hidupmu tanpa dirinya.”
Yoona memalingkan wajah. Taehyung menjepit dagu Yoona di antara ibu jari dan telunjuknya, menghadapkan wajah Yoona ke depan lagi.
“Jangan,” kata Yoona.
“Itulah yang terjadi, bukan? Seokjin mengatakan atau melakukan sesuatu sebelum pernikahan yang memaksamu mengambil tindakan drastis. Sesuatu yang sangat keterlaluan. Tak bisa dimaafkan.”
“Lebih dari seratus orang melihatku berbalik dan pergi. Kau pasti mendengar betapa plinplannya aku,” kata Yoona, menyentak kepalanya ke belakang dan mengibaskan rambut, “Aku berubah pikiran, itu saja.”
“Tidak. Aku tidak percaya itu, Yoona. Sesuatu membuatmu berubah pikiran. Tapi apa? Apa yang mungkin dilakukan Seokjin yang begitu buruk, begitu keji—” Taehyung berhenti, menatap Yoona lekat-lekat. “Wanita lain,” katanya pelan.
Yoona menyentak dirinya dari cengkeraman Taehyung. Ia mulai mondar-mandir dalam ruangan itu seolah mencari celah untuk melarikan diri. Ia memeluk perutnya. Rasa dingin menusuknya sampai ke tulang, membuatnya mengusap-usap lengan atasnya. Ia pergi ke teras, mencari kehangatan. Udara panas dan lembap menyelimutinya.
Bayangan-bayangan tampak berimpitan; ia ingin menarik bayangan-bayangan itu ke sekelilingnya untuk melindunginya. Tapi tidak mungkin menghindari laki-laki berintuisi tajam yang menyingkap rahasia yang tak pernah bisa diduga orang lain. Taehyung menghampirinya dari belakang.
ESTÁS LEYENDO
Yoona's Return - Taehyung Yoona Version
RomanceRemake Story Taehyung-Yoona Version Original Story by Sandra Brown credits by readnovelsblog.wordpress.com Don't forget to vote and comment✨
