Part 24

174 27 4
                                        

***

“Orang tolol itu. Bahkan tidak tahu istrinya akan melahirkan,” gerutu Taehyung.

“Bukankah dia salah satu anggota keluarga Florys?”

“Yeah.”

“Kecerdasan tidak pernah menjadi salah satu kelebihan keluarga itu,” komentar Yoona, tawanya benar-benar lepas sekarang.

“Kurasa mereka terlalu sering menikahi sepupu mereka. Sebentar. Mereka datang.”

Sebuah pickup bobrok bergemuruh di belakang Datsun Taehyung.

“Semoga saja benda itu mampu bertahan sampai rumah sakit.”

Taehyung mengebut di sepanjang jalan menuju jalan raya, lampu merahnya berkedip-kedip. Ia memasang sirene di Datsun-nya hanya untuk keadaan darurat seperti ini. Ia menyalakan sirene dan suaranya nyaris membuat Yoona terlempar keluar mobil. Angin meniup rambutnya hingga menutupi sekeliling wajahnya, dan ia masih terbahak-bahak hingga air mata menggenangi matanya.
Sesekali ia menoleh ke belakang.

Ajaibnya, pickup itu masih berada tepat di belakang mereka. Lalu lintas menepi saat mereka melesat lewat.

Tapi ketika mereka tiba di rumah sakit dan menghentikan mobil di luar pintu masuk UGD, pickup Wade mulai mengeluarkan bunyi aneh. Asap putih mengepul dari balik kap.

Taehyung membuka pintu dan turun dari mobilnya. Ia berlari ke kursi pengemudi pickup, menyentak pintu hingga membuka, dan membantu calon ibu yang sudah di ambang melahirkan itu keluar. Wade kelihatannya tidak tergesa-gesa seperti Taehyung. Dia turun dari pickup-nya dan berjalan perlahan memutari kap, menggaruk-garuk kepala melihat asap yang ditimbulkannya.

“Menurutmu apa yang terjadi pada trukku?”

Taehyung membentak, “Bawa istrimu masuk sebelum dia melahirkan di aspal sini! Biar kuurus truk sialan itu.”

Perintah tegas Taehyung membuat Wade langsung bergerak. Ia membimbing istrinya melewati pintu kaca lebar.

“Trims, Sherif!” serunya tepat sebelum pintu itu menutup di belakangnya.

Taehyung masuk ke pickup berasap itu dan memundurkannya ke tempat parkir. Ia lalu bergabung kembali dengan Yoona di Datsun-nya. “Kuncinya kubiarkan saja tergantung di kontak. Siapa yang bakal mau mencurinya?”

Taehyung meletakkan kembali lampu polisi portabel itu ke bawah kursi dan memastikan sirene sudah dimatikan sebelum ia mengganti perneling dan berkendara keluar dari parkiran rumah sakit.

“Yah,” ujar Yoona dengan senyum jail, “tadi itu betul-betul seru!”

Taehyung merengut padanya. Lalu kegilaan seluruh situasi itu menghantamnya dan bibirnya menyunggingkan senyum lebar. Tak lama kemudian mobil dipenuhi suara tawa mereka.

“Aku ingin membunuhnya karena mengganggu—”

“Kukira dia tidak bakal masuk ke inti pembicaraan dan—”

“Lalu waktu dia memberitahuku—”

“Aku tidak percaya dia malah bertele-tele seperti itu!”

Taehyung mengusap air mata tawa dari sudut-sudut matanya.

“Ya Tuhan, aku kelaparan. Semua ketegangan ini membuatku lapar. Bagaimana denganmu?”

Tanpa menunggu jawaban Yoona, Taehyung membelok ke Busy Bee Café di Main Street, satu-satunya restoran di kota ini yang buka sampai larut malam.

“Sudah bertahun-tahun aku tidak ke sini,” komentar Yoona saat Taehyung membukakan pintu untuknya.

“Aku yakin tempat ini belum berubah. Bisa jadi lantainya sudah lama tidak dipel.”

Yoona's Return - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang