“Karena aku tidak bisa membedakan kawan dari lawan lagi.”

Yoona menyadari ia sudah mengorek terlalu jauh ketika ia seharusnya diam saja. Yuri sempat menyiratkan bahwa masa lalu Kim Taehyungdiselubungi misteri tapi bukan rasa penasaran semata yang membuatnya bertanya, “Apa yang terjadi?”

“Ceritanya panjang dan membosankan.”

“Aku tidak akan bosan.”

“Aku yang bosan.”

“Tidakkah kau merindukan kehidupan kota?”

“Tidak.”

“Sama sekali?”

“Sama sekali.”

“Kau tidak pernah mau kembali?”

“Takkan pernah.”

Seolah untuk menutup topik itu, Taehyung menyentak tutup mangkuk popcorn mereka dan menaruhnya di belakang tempat duduknya. Setelah meletakkan cooler di tempat yang sama, ia membalikkan tubuh ke samping dan memandangi Yoona.

“Ada yang salah?” tanya Yoona salah tingkah.

“Tidak, sejauh yang bisa kulihat dari sini. Menurutku bisa dibilang kau sempurna.”

Ia meraih kancing pertama blus Yoona dan membukanya. Ia menyingkap baju itu ke samping, lalu menelusuri kontur payudara Yoona dengan jari telunjuknya. Gerakan itu membuat Yoona kaget hingga butuh beberapa waktu sebelum ia bereaksi.

“Biarkan,” ujar Taehyung tegas ketika tangan Yoona terangkat untuk mengancingkan kembali blusnya.

“Aku suka memandangimu.” Tatapan Taehyung terpaku pada lekuk lembut yang telah dibuatnya terpampang menggiurkan, “Air liurku sampai menetes.”

Yoona mematung. Ia tidak bisa menjelaskan kenapa ia membiarkan Taehyung menyentuhnya seperti itu. Mungkin karena raut wajah laki-laki itu begitu serius. Tak ada satu wanita pun yang masih bernapas yang mampu menolak perhatian penuh seorang laki-laki padanya seperti itu.

Taehyung menyentuh pinggiran berenda, “Apa nama benda ini?”

“Kamisol,”

Taehyung menyelipkan tangan ke balik blus Yoona dan menangkup payudara Yoona yang dibalut sutra cukup lama untuk memastikan kamisol itu satu-satunya pakaian dalam yang dikenakan Yoona. Tangan Taehyung besar, kuat, hangat, dan Yoona merasakan tubuhnya disergap hasrat hingga ke inti dirinya. Ia ingin payudaranya terus mengisi telapak tangan Taehyung sampai selamanya. Tapi laki-laki itu menarik tangannya dan hanya mengusapkan jemarinya bolak-balik di sepanjang lekuk menurun itu.

“Kau memakai kamisol ini sebagai pengganti bra?”

“Kadang-kadang.”

“Aku suka.”

“Terima kasih.”

Yoona tidak bakal menyangka percakapan konyol seperti ini bisa terjadi di antara pria dan wanita modern. Seandainya tidak merasakan usapan jemari laki-laki itu, ia bakal berpikir ia tengah mengkhayalkan semua ini.

“Kapan pun aku melakukan penyelidikan,” ujar Taehyung menerawang, “atau sesuatu yang sangat buruk terjadi, aku sering mengkhayalkan payudara wanita.”

“Kebanyakan pria melakukannya.”

“Dalam cara yang sangat berhasrat. Dan terkadang khayalanku juga sangat sensual. Tapi terkadang aku melamunkan payudara dari sisi… eh… maternalnya. Terkadang dalam khayalanku, aku menanggalkan pakaian dalam berenda, seperti kamisol ini, dan membuat payudara indah terpapar. Aku akan menciumnya. Lalu membaringkan kepalaku di sana.” Bibir Taehyung terangkat membentuk senyum sinis, “Freud bakal sangat menyukai khayalanku ini.”

Tenggorokan Yoona tercekat hingga ia nyaris tak mampu bicara. Ketika akhirnya bisa melakukannya, suaranya parau oleh emosi dan gairah.

“Aku bisa memahami itu. Payudara melambangkan kedamaian untukmu. Tempat perlindungan. Kurang-lebih seperti bahu pria bagi wanita. Saat aku merasa kesepian, khayalan yang paling kusukai adalah duduk di pangkuan laki-laki sementara lengan kuatnya memelukku, kepalaku disandarkan di bahunya. Itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan seks.”

Jemari Taehyung langsung terdiam, berada sedikit di atas kulit Yoona. Ia menaikkan tatapannya ke mata Yoona.

“Tidak ada?”

Terperangah, Yoona balas menatapnya.

“Aku tidak tahu.”

Selama beberapa saat yang menegangkan, mereka hanya bersitatap.

Taehyung-lah yang akhirnya memecah keheningan. “Apa warna kamisolmu? Di sini gelap sekali, aku tidak bisa melihatnya.”

“Pink pucat.”

“Pink.” Taehyung mengulang kata itu dan tersenyum seolah mendapati kata itu menyenangkan.

Jemari laki-laki itu nyaris tidak menyentuhnya, tapi Yoona bisa merasakan belaiannya di mana-mana. Tubuhnya mendengkur, terasa hangat dan siap melesat bagaikan motor yang sangat terawat. Ia berjuang menahan diri agar tidak mengerang keras-keras dan berhasil.

Tapi ada satu respons yang tidak bisa disembunyikannya dari laki-laki itu.

***

Yoona's Return - Taehyung Yoona VersionWhere stories live. Discover now