Amorphophallus Titanium

65 21 5
                                    

Guys…. Bantuin mikir dong…. Gue mesti gimana minta maaf sama Rosa ?”


Mark mondar-mandir di ruang tamu apartementnya. Dia nggak sendirian. Di sana ada Jeremy, Luke, Hendery dan Reza yang setia menjadi penonton tingkah Markus yang menurut mereka sangat aneh.


Sejak mereka datang sampai saat ini, Markus tampak seperti orang linglung. Bolak-balik nggak jelas di seputaran apartement.


“Mark…. Kalo dihitung-hitung lo jalan bolak-balik dari tadi tuh udah pp Jakarta-Bekasi tahu….” komentar Hendery sambil ngemil kuaci.


“Iya nih…. Tahu tuh…. Udah dibela-belain datang ke sini, dikasih makan kek, dikasih minum kek, ini malah dianggurin….” sambung Luke.


“Jangan kayak wong stupid dong…. Ambil sendiri di kulkas….” timpal Jeremy.


“Kulkas kepalamu benjut…. Lihat sendiri sana isi kulkas Mark. Cuma ada sayuran layu sama es batu. Lo pikir gue kambing ?” protes Lukas.


“Kan otak lo sebelas dua belas sama kambing, Luke…” cetus Reza ikut-ikutan menistakan Luke.


Luke merengut. Dia menopangkan dagu ke kedua telapak tangannya yang ditautkan. “Gue jadi kangen masakan si Rosa. Dia pake pelet apa ya? Kok gue jadi terbayang-bayang sama masakannya dia hmmphhhh….”


“Kalo ngomong suka nggak pake mikir dulu deh….” Hendery menyumpal mulut Luke dengan segenggam kulit kuaci.


Iya.


Kulit kuaci.


Bukan isinya.


Luke buru-buru berlari ke kamar mandi lantas  mengeluarkan isi mulutnya ke dalam toilet.


“Sialan lo, Hen !!! Baku hantam sini yok !!!” omel Luke keluar dari kamar mandi sambil menyisingkan lengan kemejanya. Memperlihatkan otot lengannya yang lumayan dengan hiasan tato naga di sana.


“Iya…. Nanti…. Kalo tato naga di lengan lo itu udah bisa nyemburin api beneran….” jawab Hendery santai.


Guys, please!!!” Mark berhenti mondar-mandir. Dia menatap ke-empat mahluk tidak berakhlak yang sedang duduk di depannya sambil berkacak pinggang. “Focus,okay?” lanjut Mark.


“Dari tadi juga kita udah fokus, Mark. Fokus ngeliatin lo mondar-mandir kayak seterikaan..” sahut Jeremy.


“Jadi, urusan sama mertua lo udah beneran aman?” tanya Reza. Sebagai satu-satuny orang yang sedikit waras di ruangan itu, Reza merasa harus mulai mengarahkan diskusi mereka hari ini.


Cie….


Diskusi…


Tugas aja pake joki….


Mark mendudukkan dirinya ke satu-satunya sofa tunggal yang ada di ruangan.


“Iya…. Sudah…. Kemarin gue udah ketemu Mama.”


“Cieeee…. Mama…..” Luke mulai mencoba-coba membelokkan arah diskusi.


Shut up, Luke !!! Atau bungkus kuaci di tangan Hendery bener-bener pindah ke dalam mulut lo !!!” ancam Jeremy.


Luke langsung kicep seketika. Pasalnya, Jeremy yang slengekan itu bukan tipikal pengancam modelan Markus. Jadi, ketika dia sudah mengeluarkan tanduknya, lebih baik Luke diam.


HibiscusWo Geschichten leben. Entdecke jetzt