Daniel Oetama

154 27 15
                                    

Seorang pemuda meregangkan kedua tangannya untuk melurukan otot-ototnya yang kaku setelah seharian bergelut dengan tumpukan dokumen penting sebagai persiapan marathon meeting dengan salah satu perusahaan galangan kapal di Asia yang ingin bekerja sama dengan Oetama Grup. Sejak menyelesaikan gelar Magisternya, Daniel langsung didaulat menjadi CEO Oetama Grup menggantikan posisi Neneknya yang saat ini lebih memilih menjadi Komisaris Utama Oetama Grup. Meskipun baru menginjak usia 26 tahun, namun kemampuan Daniel mengelola perusahaan tidak diragukan lagi. Sejak kecil, dia sudah dipersiapkan dengan matang untuk menduduki posisi ini. Terutama setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat yang fatal saat Daniel masih berusia sepuluh tahun.


Tidak hanya Daniel yang kehilangan orang tuanya saat kecelakaan itu. Markus, adik sepupunya, juga menjadi yatim piatu setelah kejadian kecelakaan tersebut. Orang tua Markus berada di pesawat yang sama dengan pesawat yang ditumpangi oleh orang tua Daniel.


Daniel dan Markus kehilangan orang tua mereka, namun yang paling merasakan kesedihan yang mendalam adalah sang Nenek. Dia yang baru saja kehilangan suaminnya karena serangan jantung, langsung kehilangan kedua anak dan menantunya sekaligus. Membuat Nyonya Annelise Oetama menjadi satu-satunya wali yang sah bagi Daniel dan Markus. Selain itu, Neneknya pun mendapatkan tanggung jawab untuk memimpin Oetama Grup sampai tongkat estafet kepemimpinan diserahkan kepada Daniel dan Markus.


Speaking of which, sudah beberapa hari ini Daniel belum bertemu dengan Markus. Pagi tadi sekretaris Neneknya mengabarkan soal surat dari kampus tempat Markus berkuliah. Sudah hampir lima tahun, namun belum ada tanda-tanda adik sepupunya itu akan menyelesaikan kuliahnya dan mengikuti jejak Daniel di perusahaan. Jika terus dibiarkan, Markus terancam drop out. Daniel tidak bisa membayangkan bagaimana kecewanya Granny, panggilan Daniel dan Markus untuk Annelise Oetama, apabila beliau mengetahui salah satu cucunya tidak bisa menyelesaikan pendidikannya.


Daniel tidak ingin membuat Granny kecewa setelah semua yang sudah beliau lakukan untuk Daniel dan Markus. Sudah menjadi tugas Daniel untuk membimbing Markus.


Pikiran Daniel teralihkan saat seseorang memasuki ruang kerjanya.


"Belum pulang ? Ada rencana mau nginep di kantor lagi? Rumah kayak istana, tapi hobi tidur di sofa..."



Suara cempreng Jansen, salah satu staf Chief Technology Officer, bergema di ruang kerja Daniel. Jansen adalah salah satu teman Daniel sejak SMA. Jangan tertipu dengan penampilan pemuda itu yang mirip penonton bayaran acara-acara alay di beberapa stasiun televisi. Dia berhasil menyelesaikan kuliahnya di jurusan Teknik Industri Universitas Indonesia dengan predikat cumlaude yang menghadiahkan beasiswa ke jenjang Magister di Massachusett Institute of Technology.


Iya


Di MIT yang separuh lulusannya direkrut oleh Nasa dan perusahaan teknologi ternama di Silicon Valley. Tapi Jansen memilih pulang kampung, melamar di Oetama Grup yang tentu saja langsung diterima setelah membaca curriculum vitae pemuda itu.


Alasan Jansen memilih pulang, hanya karena dia tidak bisa hidup tanpa Nasi Padang dan Dangdut Pantura. Daniel serasa ingin menghujat. Meskipun akhirnya dia mengurungkan niatnya itu karena Jansen sekarang menjadi salah satu aset berharga di Oetama Grup selain dirinya. For sure.


"Kamu sendiri ? Udah nggak ada tugas tambahan dari Pak Dewa ?" Daniel balik bertanya sementara Jansen sudah asyik selonjoran di sofa sambil membuka semua wadah kue yang ada di atas meja.


"Ini dari Lily ya ? Manis banget...." komentar Jansen saat mencicipi jenis cookies yang ada di dalam salah satu wadah kristal di atas meja.


HibiscusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang