Mimpi Buruk

71 20 3
                                    

Mata Markus terus melirik pada ponsel Rosa yang menyala berkali-kali karna sebuah panggilan.


"Kamu nggak mau angkat telfon mu dulu?" tanya Markus. Dia mulai terganggu dengan dering ponsel Rosa yang tidak kunjung berhenti.


Rosa melirik ponselnya. Bukannya mengangkat ia memilih untuk mematikan ponselnya.


"Kenapa nggak di angkat?" tanya Markus curiga.


"Nanti saja" jawab Rosa kemudian melanjutkan makannya.


"Siapa sih? Dosen mu yang kemarin itu?" Tanya Markus lagi.


Rosa mengangguk. "Pangeran mau tambah ayamnya nggak?" Tanya Rosa balik yang justru mengganti topik pembicaraan.


"Kayaknya dia deket banget sama kamu. Sampai nelfon kamu dari kemarin-kemarin"


"Euhm nanya tugas mungkin"


"Suka kali dia sama kamu"


Rosa memajukan sedikit tubuhnya ke arah Markus.


"Pangeran cemburu ya?"


"Siapa? Aku?cemburu? Padamu? Cih... Memangnya aku sudah gila"


Bibir Rosa langsung saja mencebik. "Biar saja.. nanti pangeran juga cinta lagi padaku"


"Lagi? Hya... Kapan memang aku pernah cinta padamu?"Dahi Mark mengerut dalam.


"Waktu kita masih kecil. Pangeran cinta padaku dan janji akan menikahi ku. Makannya sekarang pangeran nikah dengan ku. Itu sebenarnya karna keinginan pangeran dulu tau. Bukan aku..."


Markus memutar bola matanya. "Kamu halusinasi ya? Kepala mu cidera? Perasaan aku yang kecelakaan. Kenapa kamu uang cidera kepala"


"Ishhh.. pangeran tuh yang pelupa!" Rajuk Rosa


"Dasar nggak jelas" ucap Markus lagi dan Rosa hanya mencibir tanpa suara.



🌺🌺🌺🌺🌺


Meski sering di anggap manja dan kekanak-kanakan nyatanya Rosa benar-benar bisa mengurus Markus dengan baik. Keadaan Markus juga sudah semakin membaik. Meski Markus masih tetap harus mengikuti terapi seminggu tiga kali agar kaki dan tangannya bisa kembali seperti semula.


Rosa membantu Markus sebelum Markus bersiap untuk tidur malam. Sejak sakit Markus jadi tidur tepat waktu dan teratur.


"Euhm... Kalau besok pangeran di rumah Gemma dulu ngga papa? Aku harus masuk kuliah."


"Ketemu dosen mu?"ketus Markus.



"Aku ada ujian"



"Pergi tinggal pergi... tidak usah mengurusi ku"



"Tapi aku tidak tenang kalau pangeran sendirian di rumah"



"Biar kamu bisa tenang pacaran sama dosen mu? Ya sudah pergi saja tidak usah memikirkan ku"


"Pangeran! Pangeran tuh apaan sih. Sudah aku bilang aku dan mas Kian itu nggak ada apa-apa. Dia tuh hanya dosenku saja. Dia yang ngebantuin aku waktu ngerjain tugas pangeran dan temen pangeran itu"



"Wah baik sekali ya dosen mu itu..... dia pasti suka padamu tuh. Kamu saja kali yang tidak sadar. Pacari saja"ucap Mark dengan nada sarkas.


Rosa kali ini benar-benar kesal pada Markus.


"Ya udah iya! Aku pacari nanti mas Kian. Biar pangeran puas. Biar aku nggak ganggu pangeran lagi. Itukan yang pangeran mau! Pangeran mau cepet-cepet pisah sama aku kan?! Pangeran tenang aja.. nanti kalau pangeran udah sembuh pangeran nggak perlu  lihat aku lagi kok!" Bentak Rosa.


HibiscusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang