Demi Pangeran

70 18 3
                                    

Ruang rawat Markus sudah sepi. Kini hanya tersisa Markus yang berusaha untuk kembali terlelap dan Rosa yang duduk di samping kasur rawat Markus. Menatap Markus lekat-lekat. Seolah sebentar saja Rosa berkedip sesuatu yang buruk akan terjadi pada Markus.


"Ca.. ngeliatinnya bisa biasa aja ngga? aku ngga bisa tidur kalau kamu terus ngeliatin aku kaya gitu"  ucap Markus tak tahan lagi.


Bayangkan saja siapa yang bisa tidur jika terus di tatap seperti dirinya itu.


Bukannya menjawab atau mengalihkan pandangannya. Rosa hanya kembali meneteskan air matanya.


"Eh...eh.. kok nangis sih..." Markus jadi serba salah saat melihat istrinya menangis. Ia sungguh tak tau harus bagaimana sekarang. Biasanya saat Rosa menangis ia bisa menghindar tapi sekarang ia tak bisa kemana-mana. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.



"Ca..Jangan nangis dong..."


Air mata Rosa semakin berjatuhan saja dan kini Rosa justru terisak.


"Aku bukan marahin kamu... Aku cuma.. ah yaudah liatin aku ngga papa. Tapi jangan nangis..."


Markus menekan tombol dari remote kasurnya agar posisi kasur menjadi lebih tinggi.


"Udah dong Ca.. kan  aku yang sakit, kok jadi kamu yang nangis"


"Karna aku khawatir! Aku tuh khawatir sama kamu pangeran. Kalau pangeran memang benar-benar mau aku pergi, aku janji akan pergi dan ngejauh dari pangeran. Tapi pangeran jangan celaka kaya gini lagi"


Markus menatap wajah Rosa yang semuanya sudah membengkak. Jelas sekali Rosa pasti sudah terlalu banyak menangis. Markus tak mengerti mengapa Rosa harus mencintai orang sepertinya?


"Aku tidak sengaja ingin celaka. Jadi, jangan khawatir. Sudah kamu istirahat. Kamu bisa sakit kalau terus seperti ini"


"Aku mau jaga pangeran" kekeuh Rosa.


"Ya udah oke. Jangan nangis lagi. Lihat aku saja yang lama tidak apa. Terserah mau lihat bagaimana. Tapi jangan nangis lagi. Setelah itu istirahat." Ucap Markus.


"Pangeran janji ya jangan kaya gini lagi. Jangan balap-balapan lagi"


Dia ? Tidak balapan lagi? Rasanya sih mustahil untuk seorang Markus. Tapi Markus memilih mengalah dulu saja. Gampang nanti.


"Emm..."


"Bener ya pangeran?"


"Iya..."


"Janji"


"Hmm"


"Janji dulu.."


"Iya Janji..."




🌺🌺🌺🌺

Pagi datang ruang rawat Markus di ketuk. Kemudian tak lama masuklah Jeremy.


Rosa yang masih setia menjaga Markus pun berdiri dari duduknya saat menyadari ia kedatangan tamu.


"Mau ngapain?" Tanya Markus jutek. Ia masih kesal pada sahabatnya yang satu itu.


Jeremy tak menjawab Markus. Ia justru beralih pada Rosa.


"Pulang sana. Gua yang gantiin jaga Mark"


Rosa menggeleng cepat.


"Enggak.. aku mau jaga pangeran"



"Kalau lu sakit. Lu malah ngga bisa jaga pangeran lu itu.. udah sana pulang"


HibiscusWhere stories live. Discover now