Because I Love You

82 19 6
                                    

Anggun terkikik geli saat menerima file foto yang baru saja masuk ke ponselnya. Benar-benar lucu melihat lima pemuda yang Anggun yakin tidak pernah bermain dengan kotoran seumur hidup mereka dan tiba-tiba harus melintasi Kebun Raya Bogor dan mengambil gambar di dekat bunga bangkai yang sedang mekar-mekarnya.

Mereka tidak tahu, kalau bunga bangkai mengeluarkan bau yang sangat menyengat ketika dia mekar sempurna. Anggun bisa membayangkan bagaimana tersiksanya para anak konglomerat itu berada di dekat bunga tersebut. Lihat saja wajah mengernyit mereka seperti yang tampak di foto yang baru saja diterima oleh Anggun. Mereka berlima terlihat sangat tersiksa menahan bau yang keluar dari bunga itu.

“Nggun…. Lo kok mau-mau aja sih bantuin mereka? Terus, ngapain lo pake suruh mereka foto di depan bunga bangkai ? Padahal tugas penelitian lapangan kita kan hampir selesai ?” tanya Cinta heran. Mereka berdua sekarang sedang ada berada di mobil Reza, dengan supir Reza, mengantarkan mereka berdua kembali ke rumah masing-masing setelah mereka berpisah di depan Konseravsi Kebun Raya Bogor.

Anggun mendengus lalu menoleh ke arah Cinta. “Iseng aja gue…. Kapan lagi bisa ngerjain cowok-cowok sok berkuasa macam mereka itu ?” jawab Anggun sambil menyeringai.

Cinta mengangguk. “Iya juga sih…. Temen-temennya suaminya Rosa itu sengak banget. Pengen gue hiiihhhh !!!!” balas Cinta. Tidak lupa dia memberikan ekspresi seolah-olah sedang menggigit sesuatu dengan mulutnya.

“Terus soal Rosa gimana ?” Cinta yang mungkin baru selesai membayangkan menggigit satu per satu teman Mark kembali menoleh ke arah Anggun.

Anggun mengedikkan bahunya. “Yah….. Masak lo nggak bisa lihat dari mata Rosa sih Cin? Anak itu menderita banget pisah dari suaminya…”

Cinta menepuk pundak Anggun. “Lah…. Itu lo juga tahu…. Jadi ngapain lo tolongin suaminya buat balikan lagi sama Rosa ?”

Anggun menghela napas panjang. “Gue setuju sama omongan temennya Markus…”

Cinta mengangkat satu alisnya. “Yang mana ? Yang rambutnya kayak Doraemon ?”

Anggun menggeleng. “Bukan. Yang duduk di samping Mark. Gue rasa omongan dia ada benernya juga. Tante Anye aja udah maafin Mark, apa hak kita buat tetap marah sama dia. Orang-orang dengan ego tinggi kayak Mark, sampe dia berlutut di depan Tante Anye buat dapetin maafnya beliau dan kesempatan buat bisa balik sama Rosa, berarti dia benar-benar menyesal. Gue pikir, dia udah tahu gimana nggak enaknya ditinggal Rosa. Dia udah dapat pelajarannya. Gue yakin, dia nggak bakalan nyakitin Rosa lagi….”

Dahi Cinta berkerut. “Kok lo bisa seyakin itu sih, Nggun ? Lo dibayar ya sama mereka ? Bagi-bagi sama gue dong….”

Tangan Anggun bergerak lebih cepat menggeplak mulut Cinta…”

“Biasain bismillah dulu baru ngomong ya Ki Sanak….”

"Gue kan Budha.... Dosa nggak kalo gue ngomong Bismilah ?"

"Tahu deh...."

Cinta merengut lalu memilih untuk fokus dengan ponselnya. Sementara Anggun memilih untuk menolehkan kepalanya ke jendela dan menyandarkan dahinya di sana. Menikmati pemandangan sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya sambil mengingat kembali pertemuannya dengan seseorang sebelum acara glamping mereka dimulai.

Seseorang yang meminta Anggun untuk membujuk Rosa supaya dia mau bertemu dengan Markus.

Daniel Oetama

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺


“Kiri….. kiri dikit……”

HibiscusDove le storie prendono vita. Scoprilo ora