A young Lady & Gentleman

80 20 7
                                    

"ck.. ah.."



Lilly menarik tanganya saat tanpa sengaja ia melukai tangannya sendiri dengan cutter yang sedang ia gunakan untuk memotong batang bunga.






Sedikit demi sedikit cairan kental berwarna merah keluar dari garis sayatan di jari Lilly.





"Sssh.... " Ringis Lilly. Bukannya cepat-cepat mengobati jarinya, Lilly memilih untuk menghisapnya saja.





"Kenapa itu?" Tanya Amalikha yang baru datang saat melihat adiknya sedang menghisap jari.





"Tidak," dusta Lilly. Ia melepaskan jarinya dan langsung berusaha untuk merubah topik.






"Aku sudah ambil beberapa foto selfie, yang bisa di upload untuk endorse. Cek sana..."






Amalikha tentu saja tak semudah itu teralihkan. Ia langsung menarik tangan Lilly dan melihat jari Lilly yang masih mengeluarkan darah.



"Amaryllis!"




"Apa?!" Balas Lilly kesal.




"Apa kamu tidak bisa hati-hati hah? Kamu kan tau pekerjaan mu adalah selebgram. Dari ujung kepala sampai ujung kaki mu itu adalah aset. Kamu ngga boleh luka sedikitpun. "






"Ck..aku juga tidak mau tubuh ku terluka" balas Lilly lagi. Ia heran deh, kenapa kakanya harus mengomelinya. Memangnya Amalikha pikir ia sengaja menyayat tangannya sendiri?





"Kalau gitu tidak usah melakukan sesuatu yang tidak berguna seperti ini. Kamu mau ganti profesi jadi tukang bunga hah?!"





Lilly tak menjawab. Merangkai bunga memang kesukaannya. Menurut Lilly itu merupakan salah satu keistimewaannya selain wajah cantiknya. Tapi, ternyata meski ia merasa cukup bisa melakukan itu. Ia masih saja tak melakukannya dengan benar. Susah memang kalau menjadi wanita bodoh sepertinya. Apa saja selalu tak ada yang beres.



.

"Jangan bilang ini buat Daniel juga?" Sergah Amalikha




"..."





"Lilly!"




"Kenapa sih emangnya?! Apa salahnya kalau aku bikin sesuatu buat kekasih ku sendiri"






"Astaga Lilly, kamu masih menganggap dia kekasih mu setelah dua minggu lebih dia terus menghindari mu. Coba cek ponsel mu kapan terakhir dia mengirimi mu pesan atau menelfon mu hah? Kamu yakin masih pacarnya? Dia jelas sedang menghindari mu"






"Daniel tidak begitu. Dia hanya sedang sibuk."






"Memangnya cuma dia yang sibuk. Kamu juga sibuk Lilly sangat sibuk. Kamu bahkan banyak merusak banyak jadwal mu sendiri hanya demi Daniel. Ini bukan tentang sibuk dan ngga sibuk. Tapi kamu memang bukan prioritasnya. Jangan kelewatan bodoh dong Lilly"






"Sudah ku bilang Daniel tidak begitu! Dia dan aku berbeda. Daniel begitu karna dia orang yang bertanggung jawab bukan seperti aku. Dia harus mengurus banyak hal. Lagi juga memang kenapa kalau aku bukan prioritas? Bukan prioritas itu bukan berarti tidak cinta. Daniel mencintai ku dan itu sudah cukup..."
..




Dada Lilly naik turun karna emosi yang sedang meluap saat ini. Sejujurnya ia juga merasa takut dengan perkataan kakanya. Tapi di saat yang bersamaan ia ingin percaya Daniel.




HibiscusWhere stories live. Discover now