Dilema Daniel

67 18 2
                                    

Pintu kamar Lilly di buka paksa. Amalikha bergegas masuk sesaat setelah pintu terbuka. Ia langsung saja menghampiri Lilly yang mengunci pintu kamarnya dan enggan membuka.


"Lilly!" Bentak Amalikha saat melihat Lilly yang sedang memakan satu kotak dessert box. Memakan dengan suapan penuh. Seolah Lilly sedang sangat lapar, meski di atas kasur dan lantai sudah banyak sekali sampah-sampah sisa makanan dan masih banyak juga makanan yang belum Lilly makan.


"Kamu udah gila hah..berhenti!" Ucap Amalikha dan mencoba merebut dessert box dari tangan Lilly. Tapi Lilly seolah tak peduli seolah tuli. Ia hanya terus memakannya.


Amalikha mencoba menariknya dan Lilly menahannya.


"Lilly, besok kamu harus shooting untuk baju olahraga. Bagaimana bisa kamu makan sebanyak ini. Lihat wajahmu sudah membengkak!"


Lilly tetap tak mau mendengar. Ia hanya tetap makan dan makan. Hanya itu yang bisa ia lakukan agar ia tak menangis.


Hatinya terlalu sakit, saat menyadari bahwa ia telah di bohongi oleh Daniel. Bukan hanya Daniel tapi orang-orang di sekitar Daniel.


Lilly bahkan terlalu takut untuk mencari tahu. Ia takut kenyataan lebih menakutkan dari yang bisa ia terima. Ia terbiasa di bohongi oleh banyak orang. Ia terbiasa di manfaatkan, di benci. Ia bisa menerima itu semua.


Tapi Daniel?


Daniel adalah satu-satunya orang yang ia percaya. Satu-satunya orang yang Lilly yakini tidak akan membohongi nya, memanfaatkannya apalagi menyakitinya.


Satu-satunya orang yang ia percayai bahwa pria itu mencintainya. Bahwa benar-benar ada orang yang tulus cinta padanya.


Maka jika Daniel juga tega membohonginya. Lilly tak tau harus bagaimana.


Ia benci dirinya sendiri. Harusnya ia tak membuka akun Rosa. Harusnya ia lebih bodoh lagi dari dirinya yang sekarang. Hingga ia tak akan pernah tau. Tidak apa jika Daniel berbohong asalkan ia tak tau.



PLAK !!!


Satu buah tamparan mendarat di wajah Lilly. Wajah Lilly tergerak ke samping efek dari tamparan. Tepat saat itu juga air mata Lilly terjatuh. Namun ia masih hanya diam.


"Aku tidak tau apa masalah mu! Tapi kontrak tetap kontrak! Kalau kamu memang tidak ingin melakukan ini lagi. Selesaikan dulu kontrak mu baru setelah itu terserah kamu mau apa. Aku tidak akan pernah menahan mu" Ucap Amalikha dan akhirnya berhasil mengambil kotak dessert dari tangan Lilly.


Tak ada jawaban atau sahutan. Lilly hanya terus menjatuhkan air matanya. Paling tidak ia punya alasan untuk menangis.


Ia menangis karna rasa nyeri di pipinya. Ia menangis karna di tampar. 


Daniel pasti punya alasan. Daniel tidak mungkin melakukan hal buruk padanya. Lilly percaya pada Daniel.


🌸🌸🌸🌸🌸

Menanggapi tantangan Jeremy, malam ini Markus dan Jeremy sudah berada di tempat dimana mereka akan melakukan balap motor.


Markus seperti biasa dengan motor warna merahnya dan Jeremy dengan motor putihnya. Melambangkan Indonesia sekali bukan?


Teman-teman mereka sudah mencoba untuk menghentikan pertandingan ini. Namun baik Jeremy ataupun Markus keduanya sama-sama menolak..


Sebenarnya dibandingkan membuktikan pada Jeremy. Markus lebih kepada membuktikan dan meyakinkan dirinya sendiri kalau ia tak mencintai Rosa.


HibiscusWhere stories live. Discover now