Saingan Mark

74 21 6
                                    

Tidak seperti kebanyakan cerita atau film yang Markus tau. Dimana saat terbangun ia akan mendapati seorang wanita yang nampak tertidur dengan cantik di sampingnya. Pagi ini Markus memang melihat seorang wanita. Sayangnya wanita itu tertidur dengan posisi mulut menganga juga bentuk tubuh yang seolah-olah ingin menguasai seluruh kasur.


Jika dulu Markus akan cepat-cepat membangunkan Rosa agar wanita bangun, kali ini Markus justru memiringkan tubuhnya agar bisa leluasa menatap wajah tidur Rosa itu.  Wajah tidur yang menurut Mark lucu.


Lucu?


Ya, begitulah yang di pikirkan Mark. Memang sudah bermasalah kepala Mark itu. Lihat saja ia bahkan tersenyum lebar melihat Rosa.


Dering ponsel Rosa menginterupsi kegiatan Markus menikmati wajah lelap istrinya. Dengan sedikit bersusah payah ia menjangkau ponsel Rosa.


Semula ia hanya ingin mengambil dan mematikan saja. Tapi Markus mengurungkan niatnya saat melihat bahwa yang menghubungi istrinya sepagi ini adalah 'mas Kian' lagi.


Sebenarnya mau apa sih, pria itu? Pikir Mark yang entah mengapa merasa kesal.


Markus bangun dan duduk bersandar pada kepala kasur. Ia melirik Rosa sesaat sebelum mengangkat panggilan 'Mas Kian'.


Biar saja, ia kan suami Rosa. Ia cukup berhak mengangkat panggilan istrinya.


Baru saja Markus mengangkat. Ia sudah langsung mendengar rentetan kalimat dari pria bernama Kian itu. Membuat Markus mengerutkan dahinya.


"Astaga Rosa.. kamu kemana saja sih? Kenapa tidak mengangkat panggilan ku? Kamu baik-baik saja kan?kamu tidak kenapa-kenapa kan? Kamu dimana sekarang? Hari ini ada ujian kamu berangkat kan?"


Sebenarnya Mark kesal. Tapi ia juga takjub pada Kian.


Apa dia seorang rapper? Batin Mark.


'Halo.. Rosa.. kamu mendengarku kan?'


Markus berdeham. Ia mencoba mengatur nada suaranya sekeren mungkin.


"Ekhem.. hmm.. halo.."


'ini benar nomor Rosa kan?'


"Ya.. benar." Jawab Mark.


"Apa bisa anda berikan kepada Rosa?"


Markus menatap istrinya yang masih tertidur itu.


"Tidak bisa .."


"Kenapa?"tanya Kian dengan nada suara yang tak santai.


"Karna dia sedang tidur. Aku tidak mau membangunkannya sekarang." Jawab Markus.


Kian baru saja akan bicara lagi, namun Markus sudah mendahuluinya.


"Jadi, telfon lagi saja nanti. Ah.. hari ini dia akan datang untuk ujian dan dia baik-baik saja. Tidak perlu khawatir"


Tanpa membiarkan Kian menjawab Mark menutup panggilan begitu saja.


Bibir Mark membentuk sebuah senyuman lebar. Ia tak tau mengapa ia mendadak begitu bahagia. Seolah ia sedang berada di atas angin sekarang. Seolah ia baru saja memenangkan sebuah perlombaan besar.


🌺🌺🌺🌺🌺


Rosa terlambat masuk kelas, untung saja ia sampai sebelum ujian di mulai.


HibiscusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang