Kaka Pangeran

72 19 3
                                    

Markus masuk ke dalam kamarnya dengan menjawab panggilan dari Luke.


Sorry gua ngga bisa kumpul lagi malam ini...



Apaan sih lu, ngga asik banget. Mentang-mentang udah punya bini lu ya. Ada yang bisa di ajak gitu terus. Jadi ngga asik lu. Cupu



Engga kaya gitu sat,. Gua masih dalam misi nih. Besok gua harus tinggal di rumahnya si Rosa selama beberapa hari. Tapi granny janji, abis itu granny bakal beliin gua rumah. Kalau gua udah punya rumah. Gua bisa bebas lagi.



Ah bulshit lu. Sejak kapan lu peduli di bolehin atau engga




Sejak warisan gua yang jadi anceman. Udahlah.   Kalau gua jatoh miskin lu mau nampung gua hah?





Brukkkk...

Panggilan antara Luke dan Markus terhenti saat Markus mendengar suara benda jatuh.

Eh, gua tutup dulu ya.

Tanpa menunggu persetujuan Luke, Markus memutuskan panggilan telfon. Ia pun bergegas menuju ke sumber suara yang tak lain adalah walk in closet yang ada di kamar Markus.

"Heh, ngapain di situ?"

"Ahh.. pangeran tolongin dong" pinta Rosa yang sedang menahan koper-koper agar tak ada yang terjatuh lagi.

Bukannya menolong Markus justru bersandar dan melipat tangannya.

"Emang ngapain kamu di situ?" Tanya Markus lagi.


"Euhm.. aku mau bantuin kamu packing"


"Siapa yang suruh? Memangnya kamu udah minta izin sama aku buat pegang-pegang barang aku?"


Rosa menggigit bibir bawahnya kemudian menggelengkan kepalanya.

"Terus?"

"Tapi aku udah bilang Gemma kok, kata Gemma Suruh bantuin pangeran packing"

Markus mengangguk. "Kalau gitu, minta tolong sama Granny aja"

Markus memutar tubuhnya kemudian meninggalkan Rosa.

"Eh... Pangeran.." panggil Rosa yang sudah sangat keberatan menahan koper-koper.

Mark tak peduli ia tetap meninggalkan rosa, memilih untuk naik ke atas kasur besarnya saja.

"Pangeran...." Panggil Rosa lagi.

Markus memasang earphone pada kedua telingannya kemudian memutar musik keras-keras.


Rosa menghela napasnya, ia mendongak menatap koper-koper itu tangannya sudah mulai pegal dan akhirnya dia menyerah membiarkan koper-koper lain itu berjatuhan.

Salah satunya ada yang mengenai keningnya.

"Ahh... " Lenguh Rosa

Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit itu.

🌸🌸🌸🌸

Rosa sudah selesai mempacking barang Markus. Ia pun berjalan menuju kasur.

"Aku sudah menyiapkan barang-barang mu. Nanti kamu bisa cek lagi"

"Ngga perlu"

Rosa tersenyum mendengar ucapan Mark. Kalau Mark merasa tak perlu mengecek ulang bukankah artinya Mark percaya padanya?

HibiscusWhere stories live. Discover now