Miss Alien

69 20 5
                                    

Bukk...


Mark mengeram tertahan saat lagi-lagi kaki Rosa mengenai tubuhnya. Ia melemparkan kaki Rosa begitu saja, karena terlalu kesal ia juga mendorong Rosa dengan kakinya. Rosa berguling hingga kemudian terjatuh.


Markus terkejut. Ia langsung saja bangun dan menghampiri Rosa. Anehnya Rosa bahkan tak bangun.


"Anak ini ngga mati kan?" Gumam Markus.  Ia berjongkok dan menyibak rambut Rosa. Meletakan jarinya di ujung hidung Rosa.


Masih bernapas.

"Astaga dia ini tidur atau apa sih?"

"Rosa.." panggil Mark


Tak ada sautan apapun dari Rosa. Markus menghela napasnya kemudian menyugar rambutnya.

"Heh bangun.."

Tetap tidak bangun. Sebenarnya Mark ingin membiarkan saja tapi kalau besok Rosa sampai sakit bisa-bisa ia lagi yang kena imbasnya. Jadi, meskipun tak ikhlas Mark mengangkat tubuh Rosa dan memindahkannya kembali ke atas kasur.

"Ck... Makan apa sih ini anak sebenarnya..." Keluh Mark karna merasa Rosa yang cukup berat. Ya, meskipun masih tetap mampu ia angkat.

"Yang begini tidak bisa tidur di tempat baru? Lalu kalau bisa tidur kau akan sepulas apa? " Omel Markus pada Rosa meskipun tau Rosa tak mendengar.

"Menyusahkan.. awas saja kau"

Markus melempar bantal untuk menutup wajah Rosa begitu saja.

Ia meninggalkan sisi kasur Rosa, semula ia akan berjalan menuju kamar mandi namun terhenti karna merasa menginjak sesuatu.

Balon?

Mengapa ada banyak sekali Balon?

Markus terkejut sangat terkejut, kesadarannya mendadak terisi penuh.  Bagaimana tidak jika alat pengaman yang di berikan Jeremy pada nya kini sudah berubah menjadi balon-balonan.

"Dia tidak mungkin tidak tau itu apa kan? "

Kepala Markus mendadak pening. Sebenarnya mahluk aneh apa yang ia nikahi itu.

Mark kesal karna harus membereskan kekacauan itu, bahkan ada balon yang di isi air oleh Rosa.



🌸🌸🌸🌸



"Arghhhhhhh...."

Markus baru saja memejamkan matanya lagi sekitar lima belas menit lalu. Sampai tiba-tiba ia mendengar suara pekikan.

"APA-APA? APA LAGI HAH?!"  Mark tak bisa menahan diri untuk tak membentak Rosa.


"Kamu kenapa ada di kamar aku?" Tanya Rosa dan langsung bersikap defensif dengan menutup tubuhnya.

Markus mengepalkan tangannya karna kesal. Ia akan memukul Rosa namun tentu saja tak benar-benar ia lakukan. Pukulannya hanya menggantung di udara. Meskipun Rosa tetap sedikit mundur karna berfikir akan benar-benar di pukul.

"Kau berteriak pagi-pagi untuk hal konyol seperti itu hah?"


Rosa masih menatap Mark dengan wajah mencebik.

"Ya pangeran kenapa ada di kamar aku! Walaupun aku suka sama kamu pangeran ngga boleh ada di sini"


"Kita sudah menikah kemarin bodoh."

Mark menoyor kepala Rosa. Rosa nampak mengingat-ingat.

"Ahhh ...benar.  Kita udah nikah. Jadi itu benar ya bukan mimpi"

HibiscusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang