Mengaku ?

65 21 6
                                    

Markus dan Rosa sudah berada dalam perjalanan pulang setelah mematahkan hati Kian. Sepanjang perjalanan Rosa hanya terus menatap ke arah Markus yang sejak tadi berusaha mengulum senyumnya sendiri namun tetap saja senyum itu sesekali nampak.


"Kenapa?" Tanya Markus


Rosa tak menjawab. Hanya terus menatap Markus.


"Kenapa melihat ku seperti itu?"


"Pangeran tuh sebenernya kenapa?" Tanya Rosa balik.


"Aku? Aku ngga kenapa-kenapa. Kamu yang kenapa? Ngga suka kalau aku jemput?"


"Ya aneh aja. Biasanya waktu pangeran sehat saja. Pangeran tidak pernah menjemput ku. "


"Justru karna itu. Aku bosan di rumah. Jadi sekalian saja aku jalan-jalan. Lagi pula aku hanya perlu duduk di kursi belakang seperti ini"



Rosa menganggukan kepalanya. Ia merasa kecewa. Namun Rosa sadar mau berharap apa juga ia pada pangerannya itu.



"Lagi kenapa sih? Aku tidak boleh menjemput mu?"



"Terserah saja. Ini mobil pangeran, supir pangeran. Kampus ku juga untuk umum. Jadi, terserah pangeran mau datang atau engga" jawab Rosa ketus dan kemudian memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.



Meski tau tak seharusnya ia mengharapkan apapun pada Mark. Tapi, tetap saja saat Mark datang dan mengaku sebagai suaminya  ada secerca harapan di hati Rosa. Harapan yang kini justru menyakiti dirinya sendiri. Rosa sebal dengan dirinya sendiri.



"Kamu kenapa mendadak ketus gitu?"


Rosa berbalik menatap mark.


"Tapi seharusnya ngga usah. Pangeran harusnya ngga usah bersikap seperti tadi. Karna nanti aku yang gampang kegeeran ini akan salah paham sama sikap pangeran!"


Markus kembali terhenyak. Ia heran, ada masalah apa sih Rosa sebenarnya. Salah makan apa si Rosa itu? Dari kemarin mudah sekali marah dan meledak-ledak seperti ini.


"Ca..? What's wrong?"


Rosa menggigit bibirnya, berupaya untuk tak menangis. Ia hanya terus memalingkan wajahnya tanpa mau melihat ke arah Markus.


Terus begitu sampai mereka sampai ke Apartemen mereka.


Rosa bahkan meninggalkan Mark begitu saja dan membiarkan Mark di antar ke unit mereka oleh supir.




Mark yang tak tau mengapa Rosa menjadi ketus seperti itu padanya pun tak tahan lagi. Ia menghalangi Rosa yang akan keluar kamar dengan kursi rodanya.


"Kamu tuh kenapa sih sebenarnya?"


"Ngga papa.. awas pangeran. Mark maksud ku. Seperi itu kan kamu maunya di panggil."


"Aku salah apa sih ke kamu?"


"Nggak ada. Udah awas aku mau lewat"ketus Rosa.


"Oh kamu marah karna aku ngaku sebagai suami kamu di depan dosen kesayangan kamu itu. Kenapa ? Kamu takut hubungan mu dan dosen itu berakhir? "


"Mas Kian hanya dosen biasa. Bukan dosen kesayangan dan berapa kali harus aku jelasin kalau aku ngga ada apa-apa sama mas Kian. Dia hanya dosen ku!"


"Terus?! Kamu kenapa marah-marah kaya gini hah?"


"Menurut mu?!"


"Ya mana aku tau? Kan yang marah-marah itu kamu"


HibiscusWhere stories live. Discover now