Bab 23: Transaksi

175 33 32
                                    

Hai hai^^ akhirnya up juga setelah sekian lama. Ada yang kangen sama cerita ini?

Sebelum membaca jangan lupa tinggalkan jejak^^. Setiap vote dan komen kalian sangat membantu dalam menaikkan mood penulis. Gak di cerita ini aja ya. Di cerita lain dari penulis yang kalian baca. Biasakan untuk meninggalkan jejak♡

Oh iya cerita ini jadwal updatenya jadi berantakan yang biasanya up seminggu 3 kali untuk waktu dekat ini bakal berantakan dulu. Maaf atas ketidaknyamanannya. Luv

Selamat membaca

1
2
0

Peringatan!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 23: Transaksi

Jangan selalu bilang gak papa saat lo gak baik-baik aja. Gak setiap orang peka dengan keadaan lo. - Milan untuk Keyra

***

"Kenapa?"

Milan dan Devan menghela napas, kedua laki-laki itu sangat kompak hari ini.

"Jangan selalu bilang gak papa saat lo gak baik-baik aja. Gak setiap orang peka dengan perasaan lo, Key." Milan menghadap Keyra berbicara serius."Muka lo aja masih pucat gini, dan kita gak tau info ini bener apa gak Key, Riki bisa aja berbohong dan menjebak kita."

"Milan bener Key, gue tau apa yang lo pikirin sekarang. Lo mau gagalin transaksi mereka kan." Devan memberi pernyataan sementara Keyra diam membenarkan ucapan laki-laki itu.

"Mending lo pikirin kesehatan lo." Saran Milan.

Keyra menggeleng tegas."Gue gak papa bentar lagi juga ilang. Inget ini kesempatan bagus. Kita cuma perlu cari tau dimana dan jam berapa transaksi dilakukan. Kesempatan jarang datang dua kali."

Melihat Devan dan Milan yang masih bergeming membuat Keyra menghembuskan napas."Gue mohon, gue beneran gak papa. Ini kesempatan kita untuk menangkap mereka."

Milan menggerutu Keyra dan sifat keras kepalanya sangat menyebalkan.

"Dev," Keyra memanggil pelan meminta keputusan Devan.

Laki-laki itu memijat keningnya sebentar lalu menatap Keyra."Oke."

"Dev!" Milan langsung memberikan protes berbanding terbalik dengan Keyra yang tersenyum senang.

Devan mengangkat tangannya."Tapi dengan satu syarat," Devan menatap Keyra tajam."Turuti semua ucapan gue."

Keyra langsung menggeleng. Menuruti ucapan Devan sama saja menuruti segala aturan."Iya atau gak sama sekali?" Devan menunggu keputusan Keyra. Gadis itu mendengus lalu mengangguk setengah hati.

"Good girl." Devan mengangguk lalu mengambil ponsel. Laki-laki itu mengetikkan sesuatu.

"Apa rencana lo?" Milan menatap Devan sambil menaikkan sebelah alisnya.

Devan menyimpan ponsel lalu berdiri, tatapannya jatuh pada gadis yang sedang menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Pertama lo istirahat di ruang kesehatan." Devan memberi perintah kepada Keyra.

"Gue baik-baik aja." Keyra menolak mentah-mentah ide tersebut.

"Key," Devan bersuara rendah. Laki-laki itu memperingatkan."Inget syarat tadi."

Keyra memutar bola mata malas."Gue kan bisa istirahat di sini. Di sofa atau di ruang istirahat." Keyra menunjuk sofa dan sebuah pintu di dalam ruangan bergantian.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang