Bab 26: Jembatan Roboh

166 42 40
                                    

Seneng gak nih dapet notif dari The Killers 120: The Thrilling Fight?

Sebelum membaca aku mau ngingetin buat jangan lupa vote, komen, dan share^^

Selamat membaca♡

1
2
0

Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 26: Jembatan Roboh

"Jembatan neraka pun gue lewati untuk bisa menangkap lo" - Keyra

***

Beberapa saat yang lalu.

Devan memarkirkan motornya di halaman depan pabrik. Saat melepas helm sebuah motor melintas di depannya menuju luar pabrik diikuti oleh mobil SUV warna hitam.

Devan ingin mengejar tapi mengurungkan niatnya mengingat suara Milan dan Faidhan yang berada di dalam pabrik.

Saat turun dari motor suara mobil yang sangat dia kenali memasuki pabrik. Keyra juga telah sampai, dia tidak tahu berapa kecepatan gadis itu saat menuju ke sini mengingat selisih waktu mereka tiba tidak jauh.

"Kenapa gak ngejar mereka?" Nada bertanya kepada Keyra sementara yang ditanya masih terdiam memikirkan apa yang sempat terlintas di pikirannya setelah beradu tatap sejenak dengan pengendara motor tadi.

"Milan dan Faidhan lebih membutuhkan kita." Ucapan Devan membuat Keyra tersadar lalu segera berlari menuju ruangan pabrik tempat Milan dan Faidhan berada.

"Milan!" Keyra berteriak saat sampai di pintu ruangan pabrik. Di sebelahnya Nada juga berteriak memanggil Faidhan. Gadis dengan kode nama K2 itu menarik napas lega saat melihat Milan baik-baik saja.

Melihat Devan dan Barra mengejar rekan Jafar, Keyra juga berlari mengejar. Dia tidak akan membiarkan orang itu lolos begitu saja saat melihat wajah Milan babak belur walaupun laki-laki itu baik-baik saja dan luka di kaki Faidhan.

"Segera panggil 119!"

"Aksa dan Rafael ikat atas luka Faidhan dengan sobekan baju kalian!"

Sayup-sayup Keyra masih mendengar Milan berbicara dengan Nada, Aksa, dan Rafael.

***

Keyra berlari sekuat tenaga mengejar rekan Jafar. Laki-laki anggota organisasi BXO itu tidak dapat diremehkan, kecepatan larinya hampir setara dengan para atlit lari. Devan juga mengerahkan seluruh tenaga mengejarnya dikuti oleh Barra dibelakang dan terakhir Keyra yang tetap berlari meskipun mengenakan sepatu boots favoritnya.

Mereka sedang menyusuri jalan setapak terus kebelakang area pabrik. Kiri kanan jalan adalah semak belukar dan beberapa pohon tebu. Rupanya pabrik tadi adalah pabrik gula yang telah lama ditinggalkan dilihat dari perkebunan tebu yang membentang luas tetapi sudah menjadi semak belukar.

Jarak antara Devan dan rekan Jafar sekitar sepuluh meter, jarak antara Barra dan Devan adalah 15 meter sedangkan jarak Keyra dengan juniornya itu adalah sepuluh meter juga.

Setelah berlari cukup jauh mereka sekarang melintas di tepi danau yang membentang luas. Devan mengusap keringat yang membasahi dahinya, sekarang jarak antara dirinya dengan rekan Jafar hanya 7 meter. Laki-laki dengan kode nama D1 itu menarik napas lalu menghembuskan berusaha mempercepat larinya. Jarak tinggal 5 meter lagi, Devan terus mempercepat larinya. 3 meter, namun jarak yang belum cukup. Devan kembali mengayunkan kakinya lebih cepat berusaha memperpendek jarak. Jarak hampir satu meter, Laki-laki berahang tegas itu meraih jubah yang dipakai rekan Jafar. Berhasil. Rekan Jafar menghentikan larinya lalu membalikkan badan sementara Devan tersenyum miring, hanya sebentar karena rekan Jafar telah mengirim pukulan ke pelipis kanannya membuat dirinya lengah dan laki-laki berjubah itu segera melepaskan diri.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang