Bab 25: Pabrik Terbengkalai 2

141 36 34
                                    

Hai semuaaaa...

Aku kembali lagi nih sama Keyra, Devan, Milan dan yang lain🥳

Dari rate 1-10 berapa nilai kangen kalian sama cerita ini?
Siapa yang paling kalian kangenin? Kenapa?

Pasti kalian udah nunggu lama banget ya, maaf ya🥺. Makasih buat kalian yang selalu sabar. Semoga penantian kalian terbayarkan. Luv

Selamat membaca♡

1
2
0

Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 25: Pabrik Terbengkalai 2

Kecepatan adalah salah satu senjata dalam sebuah petualangan.

***

Keluar dari cafe keempat orang itu berjalan menuju mobil yang terparkir. Saat ingin membuka pintu Keyra mendengar suara Milan dari wireless earphone miliknya membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

"Tunggu, gue kesana sekarang!" Setelah mengucapkan kalimat itu Keyra segera membuka pintu dengan tergesa-gesa membuat Nada, Rafael, dan Aksa menatap bingung.

"Masuk!" Keyra meneriaki empat orang yang masih terdiam di samping mobilnya. Gadis itu sedang membuka atap mobil miliknya.

Nada, Rafael, dan Aksa segera sadar lalu masuk ke dalam mobil. Belum selesai ketiganya memasang seat belt Keyra segera menekan gas. Mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi. Tubuh Nada, Rafael, dan Aksa terbanting. Ketiganya segera memasang seat belt dan berpegangan.

"Masukin alamat tempat Milan dan Faidhan ke GPS!" Keyra membanting setir, hampir menabrak pengendara di depannya.

Rafael patah-patah segera memasukan alamat yang diminta. Setelah melihat Rafael kembali duduk dengan baik di kursi penumpang Keyra menekan tombol penambah kecepatan.

"Chichi aktif!"

Kecepatan mobil bertambah dua kali lipat. Rafael memegang pinggiran pintu dengan kuat. Nada juga melakukan hal yang sama. Sementara Aksa meringkuk di samping Nada.

Keyra menekan wireless earphone miliknya agar dia hanya bisa tersambung dengan Devan.

"Dev lo dimana?!"

"Gue lagi di jalan menuju tempat Milan." Devan menjawab dari seberang sana.

"Lo bisa sampai lebih cepat karena jarak lo lebih dekat. Gue butuh waktu lama. Tolong cepat, gue takut Milan kenapa-kenapa." Keyra bersuara panik.

"Milan baik-baik aja Key," Devan menenangkan.

Keyra menggelengkan kepala."Lo tau Dev kalau Milan lemah dalam bertarung jarak dekat."

"Faidhan juga!" Nada bersuara dari belakang.

Keyra mengeratkan pegangannya pada setir mobil."Sial!"

"Lo tenang oke. Gue bakal berusaha datang secepatnya." Devan kembali menenangkan.

Keyra tidak menjawab, gadis itu kembali menekan wireless earphone miliknya.

"Lan. Lo baik-baik aja?" Keyra bertanya cemas. Gadis itu cemas menunggu jawaban laki-laki bermata dingin itu.

"Gue baik-baik aja Key." Keyra bernapas lega.

"Jangan bergerak dulu." Keyra membelokkan mobil."Suruh Faidhan pakai barang yang gue kasih tadi sebelum berangkat. Dev suruh Barra juga pakai barangnya." Keyra menolehkan kepalanya."Kalian juga."

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Where stories live. Discover now