Bab 9: Hari Bebas 2

209 49 36
                                    


Hai, terkejut gak? Aku update siang-siang gini?😂. Rencana mau update malam kayak biasa tapi karena ntar malam ada kegiatan jadi aku update sekarang aja.

Lebih suka update siang atau malam?

Cerita ini baru sampai bab 9 dan itu belum setengah mungkin baru seperempat jadi masih banyak hal yang bisa terjadi.

Selamat membaca♡

1
2
0

Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 9: Hari Bebas 2

Habiskan harimu dengan orang-orang terbaik.

***

Keyra memutuskan kontak mata lalu berjalan menghampiri Milan dan Chelsea. Devan juga mengikuti dari belakang sebelum menghela napas pelan.

"Kalian datang bareng?" Milan menatap temannya satu persatu.

"Tadi Chelsea jemput gue dulu terus jemput Devan gue kira lo juga minta dijemput." Keyra menjawab sambil tersenyum.

Milan menggaruk tengkuknya menatap Keyra sejenak. Gadis itu menggelengkan kepala. Interaksi dua orang itu tertangkap oleh Devan sementara Chelsea sibuk melirik sekitar.

"Kita mau ngapain nih?" Milan membuka suara.

"Ke timezone aja yuk!" Chelsea berseru antusias.

"Gimana?" Milan bertanya pada Keyra dan Devan.

"Boleh." Balas Keyra sementara Devan hanya mengangguk.

Mereka berempat berjalan menuju timezone. Sampai di arena permainan tersebut. Mereka pergi membeli tiket lalu memilih permainan. Keempat remaja itu memilih bermain mobil-mobilan. Satu orang satu mobil, mereka bermain kejar-kejaran dengan mobil saling menghindar dan menabrak. Mobil siapa yang tertabrak mereka kalah. Permainan tersebut berlangsung sengit. Chelsea keluar pertama kali diikuti oleh Milan kemudian Devan. Keyra keluar sebagai pemenang untuk mobil dan balapan tidak ada yang bisa mengalahkan gadis itu.

"Mau main apalagi?" Devan bertanya sambil mengelap keringat.

"Tembak-tembakan aja." Milan menatap arena tembak.

"Gak seru. Gue pasti kalah." Chelsea tidak setuju. Dia jelas akan kalah, yang dia hadapi adalah agen rahasia. Ketiga temannya tentu saja sangat ahli dalam tembak menembak.

"Gini aja. Kita main tembak-tembakan ntar yang cewek milih permainan lain, kalian berdua bisa main itu dan gue sama Milan juga milih satu permainan sebelum kita keluar timezone buat makan." Devan menengahi, laki-laki itu juga ingin bermain tembak-tembakan.

Mereka setuju lalu segera bermain tembak-tembakan yang hasilnya bisa kalian tebak. Chelsea diposisi terakhir dan Milan diposisi pertama.

"Cewek dulu apa cowok duluan?" Devan bertanya setelah mereka keluar dari arena tembakan.

"Kalian duluan aja." Balas Chelsea.

Devan dan Milan mengangguk, mereka berjalan ke arena permainan basket. Sudah lama sekali mereka tidak bermain basket. Kedua laki-laki itu memasuki lapangan basket. Hanya mereka berdua yang ada di sana. Keyra dan Chelsea menunggu di kursi yang telah disediakan.

"Lo gak ikut main Key?" Milan bertanya pada Keyra.

"Lo berdua aja." Keyra menggeleng.

"Kenapa? Lo kan bisa juga main basket." Devan yang bertanya kali ini.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Where stories live. Discover now