Bab 3: Pelarian

315 70 41
                                    

Selamat malam

Selamat membaca♡

1
2
0

Peringatan!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 3: Pelarian

Peluru pertama kosong, kau tahu arti peluru kedua bukan?

***

"Lampu merah disaat yang gak tepat. Benar-benar menyebalkan." Keyra memukul stir mobilnya.

"Kita udah banyak buang-buang waktu." Milan menyahut setelah mendengar ucapan Keyra.

"Joon laporkan perkembangan!" Devan mengabaikan gerutuan kedua rekannya.

"Sinyal GPS kembali hilang lima menit yang lalu. Kita hanya bisa berharap target kembali menyalakan ponsel." Joon di seberang sana menyahut.

Ketiganya menghembuskan napas kasar mendengar ucapan Joon. Mereka memang saling terhubung berkat wireless earphone yang di pasang di telinga masing-masing.

Keyra kembali meletakkan tangan kirinya di atas pintu menumpukan kepalanya menggunakan telapak tangan yang di kepalkan. Matanya tetap melihat lampu merah yang tidak berubah-ubah.

"Kalau di depan gak ada kendaraan udah gue terobos dari tadi." Keyra kembali menggerutu.

"Tetap taat aturan K2." Devan menatap tajam di balik kaca helm.

"Aturan ada untuk dilanggar." Keyra memutar bola mata malas. Devan hanya mendengus sementara Milan terkekeh. Meskipun begitu mata mereka tetap fokus melihat lampu lalu lintas.

Beberapa saat kemudian lampu kembali berubah. Awalnya berwarna kuning lalu berubah menjadi hijau. Sedetik setelah lampu berwarna hijau Devan dan Milan menarik gas. Keyra mengikuti memperdalam injakan gas.

"Target menyalakan ponselnya kembali!" Sepuluh meter dari lampu merah Joon kembali bersuara.

"Arahkan kami!" Devan memberi perintah.

"Siap kapten." Di seberang sana Joon melemaskan jari-jari sebelum kembali menekan berbagai tombol komputernya."Kalian tetap pada jalur. Lurus sekitar tiga ratus meter."

"Cari jalan pintas! Kita udah buang banyak waktu. Jangan sampai kehilangan jejak." Keyra menyalip sebuah mobil hitam di depannya.

Sementara Joon mencari jalan pintas di depan komputernya. Devan, Keyra, dan Milan mempercepat laju kendaraan. Mereka melaju dengan kecepatan maksimal, tidak peduli sumpah serapah yang orang-orang lontarkan untuk mereka.

"Ketemu!" Joon berseru riang."Seratus meter lagi kalian akan ketemu jalan pintas di sisi kanan. Tapi ada masalah..." Joon menggantungkan kalimatnya.

"Masalah apa?" Milan bertanya cemas.

"Jalan pintas itu sebuah gang kecil dengan lebar satu meter. K2 tidak bisa lewat sana."

"Gak masalah. Gue bakal tetap di jalur. Biar D1 dan M0 yang lewat sana mereka bisa menahan target lebih dulu." Sahut Keyra.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang