Bab 24: Pabrik Terbengkalai 1

151 39 29
                                    

Sebelumnya aku mau ucapin maaf karena cerita ini masih gak nentu updatenya. Semoga kalian tetap nunggu. Terimakasih untuk yang selalu nanya kapan update. Luv

Selamat membaca♡

1
2
0

Peringatan!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 24: Pabrik Terbengkalai 1

Kamu tidak harus bisa menguasai segalanya untuk jadi hebat.

***

Mobil sport merah dengan atap terbuka itu melaju dengan lincah di jalan raya.

Keyra mengemudi dengan fokus, di sampingnya Rafael duduk dengan memeluk laptop. Di jok belakang ada Nada dan Aksa yang duduk berdampingan.

"Lo beneran bisa teleportasi Kak?" Aksa bertanya penasaran.

Nada menepuk dahi sementara Rafael menatap penuh minat. Keyra terkekeh kecil.

"Ya gak lah," Keyra melirik Aksa dari kaca spion.

"Tapi kok lo tiba-tiba bisa ada di ruangan, padahal pintu tertutup rapat." Rafael mengangguk setuju dengan ucapan Aksa.

"Gue lewat pintu satu lagi."

"Eh, emang ada?" Nada mengernyitkan dahi, setahunya setiap ruangan di SAO hanya memiliki satu pintu yang digunakan untuk keluar dan masuk.

Keyra menganggukkan kepala."Setiap ruangan SAO memiliki satu pintu lain. Pintu itu digunakan saat keperluan darurat seperti kebakaran."

Aksa menyengir lebar sementara Nada hanya menggelengkan kepala.

"Berapa jarak yang lo butuhin dari lokasi?" Keyra menoleh ke Rafael sebentar.

"Paling jauh seratus meter." Jawaban Rafael membuat Keyra mengangguk lalu membelokkan mobil ke sebuah pelataran kafe.

"Tempat ini berjarak 80 meter dari lokasi." Keyra melepas seat belt.

Gadis itu membuka pintu. Rafael, Aksa, dan Nada juga ikut keluar dari mobil. Mereka bertiga berjalan di belakang mengikuti Keyra. Tempat yang mereka tuju adalah sebuah kafe berlantai dua yang memiliki nuansa cerah. Banyak anak muda yang terlihat menghabiskan waktu di sana. Keyra terus berjalan menuju tangga, mereka menaiki tangga satu persatu.

Saat berada di lantai dua Rafael, Aksa, dan Nada menatap bingung Keyra yang melanjutkan langkah tidak berhenti di lantai dua. Gadis itu berjalan kembali menaiki tangga menuju rooftop kafe.

"Sekarang selesaikan urusan lo!" Keyra mendudukkan tubuhnya di kursi yang memiliki meja bundar di tengahnya. Tempat yang dipilih Keyra adalah dekat dengan pagar pembatas menghadap jalan raya. Jika berdiri di dekat pagar pembatas dapat melihat orang-orang atau kendaraan yang lewat di bawah sana.

Rafael segera duduk lalu membuka laptop, laki-laki berkacamata bundar itu fokus dengan layar di depannya.

"Lo nyari apa sih sampai ke sini?" Aksa bertanya penasaran, kepalanya mengintip layar laptop milik Rafael.

"Gue butuh dekat menara sinyal ini, biar bisa lacak lokasi yang pake provider luar negeri." Rafael membuka laptop miliknya.

Aksa membuka mulut ingin bertanya lagi tapi mengurungkan niatnya saat melihat tatapan tajam Keyra. Tatapan itu seolah mengatakan jangan ganggu Rafael dulu. Aksa mengangguk lalu mulai fokus dengan buku menu. Sementara Nada sibuk dengan ponselnya.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Where stories live. Discover now