Bab 22: Pelajaran

198 42 49
                                    

Sebelum membaca, menurut kalian gimana nasib Keyra?

Selamat membaca♡

1
2
0

Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 22: Pelajaran

Seseorang yang tidak belajar dari pengalaman adalah orang yang merugi.

***

Pagi hari yang cerah Keyra dan Raka bersiap pergi. Keduanya menunggu sang Papa yang belum muncul di ujung anak tangga.

Tak lama kemudian Papanya muncul dengan seorang wanita dengan pakaian rapi berjalan menuju arah keduanya.

"Raka, Key, kenalin ini Ria. Mulai hari ini dia akan bekerja di sini." Papa Raka dan Keyra memperkenalkan wanita di sebelahnya.

Dua orang anak beda usia itu menatap wanita yang bernama Ria dengan tatapan yang berbeda. Keyra menatap dengan antusias sementara Raka menatap dengan tatapan menyelidik.

"Tuan Besar memanggil saya?" Bagus datang menghampiri sambil menunduk sopan.

"Iya Pak Bagus, saya minta tolong Pak Bagus kasih arahan untuk Ria. Dia akan menjadi Kepala Asisten yang baru." Papa Keyra dan Raka memperkenalkan Ria kepada Bagus.

"Baik Tuan Besar." Bagus mengangguk hormat lalu pamit undur diri bersama Ria.

Setelah kepergian Ria dan Bagus, Raka dan Keyra berjalan mendekati Papanya.

"Papa kenal Ria dimana?" Keyra menatap Papanya.

"Udah berapa lama Papa kenal?" Sebelum Papanya menjawab Raka lebih dulu memotong.

Papa Raka dan Keyra tersenyum lembut."Baru-baru ini tapi sepertinya dia orang baik."

Raka memegang lengan Papanya."Gimana kalau dia orang jahat."

Keyra menyenggol Kakaknya."Gak boleh berprasangka buruk."

Papa Raka dan Keyra mengacak rambut anak laki-lakinya."Adik kamu bener. Gak boleh berprasangka buruk sama orang lain."

"Tapi-" Ucapan Raka terpotong saat melihat Papanya mengangkat tangan. Memberi kode agar Raka berhenti berprasangka buruk.

"Ayo Little Princess, kita berangkat!!" Papa Raka dan Keyra segera menggendong anak perempuannya. Membuat gadis kecil itu tertawa karena Papanya mengangkat seperti tokoh pahlawan yang sedang terbang.

Raka yang melihat itu menghela napas, matanya melirik kepada Ria yang sedang mendengar arahan bagus di luar rumah melalu kaca jendela.

***

Suasana di ujung anak tangga hening. Keyra masih memegang perutnya yang terkena tendangan sementara Ria masih berdiri di depannya.

"Bangun!" Ria memegang erat sapu ditangannya.

Keyra mendengus namun tetap berdiri, tangannya berpegangan pada pegangan tangga."Harus banget kamu nyerang aku malam buta gini?"

Ria mengangguk tanpa ragu."Sudah lama saya mengincar kesempatan ini. Akhirnya malam ini kesempatan datang setelah beberapa kali gagal. Malam ini Tuan Muda Raka tidak pulang dan yang lainnya sedang terlelap."

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu