Bab 19: Komplotan

171 33 49
                                    

Hai semua, akhirnya aku kembali. Seneng banget udah selesai uas. Kalian gimana? Udah selesai juga? Semoga hasilnya memuaskan?

Ada yang kangen sama The Killers?
Kangen siapa?

Selamat membaca♡

1
2
0

Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 19: Komplotan

Kerahkan usaha yang maksimal maka kau akan mencapai tujuan.

***

Di ruangan The Killers Joon dan Rafael sedang sibuk menatap layar laptop. Joon memijit pelipisnya dengan tangan kiri sementara tangan kananya sibuk menekan keyboard laptop. Sementara dahi Rafael sudah berkeringat dingin dari tadi.

"Ketemu belum?" Keyra mengintip layar laptop Rafael di sampingnya."Ck, lama banget." Keyra mendengus.

Gadis itu mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangan kanannya. Sejauh ini Devan hanya diam memperhatikan.

Ketukan jari-jari Keyra membuat Joon mendengus. Konsentrasinya terganggu akibat suara yang ditimbulkan gadis itu. Sementara Rafael yang mendengar ketukan jari-jari lentik itu membuat jantungnya berpacu lebih kencang. Laki-laki berkacamata itu seperti mendengar Keyra sedang menghitung detik. Suara yang timbul seperti hitungan sebelum meletus.

Keyra mengetuk jarinya di atas meja. Satu, dua, satu, dua, satu, dua begitu seterusnya. Satu ketuk, Keyra memejamkan mata. Ketukan kedua gadis itu membuka mata. Begitu seterusnya sampai menit-menit berlalu.

Ketukan kesekian kalinya, Keyra berniat menghentikan kegiatan yang dia lakukan saat akhirnya Joon membuka suara."Ketemu!"

Keyra menghembuskan napas lega. Menatap Joon lalu menggerakkan kepalanya ke layar di dinding. Joon mengangguk mengerti menekan tombol laptop.

"Riki Ariskan, umur 33 tahun, warga asli Indonesia. Menurut infomasi dia bergabung dengan perkebunan jeruk 15 hari yang lalu. Tidak memiliki orang tua lagi. Menetap di sebuah kontrakan kecil." Layar di dinding menunjukkan foto Riki---komplotan perkebunan jeruk dan beberapa data pribadi miliknya.

"Ada hal yang mencurigakan?" Tatapan Keyra tetap fokus ke layar. Gadis itu menatap foto di layar. Benar, laki-laki itu yang memukul kakinya beberapa hari lalu.

"Catatannya terlalu bersih." Joon menggeleng.

"Terlalu bersih?" Devan mengernyitkan dahi, dia sudah paham apa yang Keyra lakukan.

Joon mengangguk."Tidak ada catatan kriminal atau semacamnya. Bahkan sejak dia kecil."

"Bukankah itu aneh?" Devan menatap Keyra.

Gadis itu mengangguk setuju."Apa lagi info yang lo temukan?"

"Gak ada yang spesial. Seperti kebanyakan orang. Hanya saja dia sering pindah tempat tinggal." Joon menampilkan catatan tempat tinggal Riki.

Terlihat di layar Riki memang sangat sering berpindah tempat tinggal. Devan memperhatikan layar di dinding. Keyra meletakkan siku tangan kanannya di atas meja sementara jari telunjuk mengusap-usap alis di atas mata kanannya. Suasana hening hanya terdengar suara jari-jari Rafael yang menekan tombol-tombol keyboard laptop.

"Cari tau kenapa dia suka pindah-pindah tempat." Devan menatap Joon.

"Gak ada, gue udah nyari tadi." Joon menggeleng.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Where stories live. Discover now