Bab 4: Kemungkinan

281 70 44
                                    


Selamat Membaca♡

1
2
0

Peringatan!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 4: Kemungkinan

Kau harus mencoba setiap kemungkinan yang ada. Kita tidak pernah tahu pada kemungkinan ke berapa kesempatan datang.

***

Keyra menarik napas sejenak. Mereka benar-benar membuang banyak waktu. Keyra kembali berjalan bertanya ke salah satu penduduk yang sedang bersantai di teras rumah. Nihil.

"Permisi Kak. Apa Kakak melihat laki-laki ini?" Keyra memperlihatkan foto target kepada seorang wanita muda yang sedang bersantai sambil menggedong bayinya.

Wanita itu memperhatikan layar ponsel dengan seksama."Saya tidak melihatnya."

Keyra menghela napas."Terimakasih Kak." Keyra membalikkan badan berjalan pergi.

"Tunggu." Suara wanita itu menghentikan langkah Keyra.

"Kenapa Kak?" Keyra memiliki harapan. Dia menatap wanita itu penuh harap. Bisa saja wanita tadi lupa dan sekarang dia mengingat pernah melihat target.

"Siapa anda?" Wanita itu menatap Keyra menyelidik. Sementara Keyra membeku di tempatnya berdiri. Melirik sekitar berhitung dengan segala kemungkinan. Bisa saja wanita ini adalah komplotan Rex.

"Anda terlihat seperti orang asing. Lihatlah rambut anda yang terlihat kemerahan diterpa sinar matahari tapi berubah menjadi hitam saat anda berada di bawah atap teras. Dan foto yang anda tunjukkan tadi jelas orang asing tapi anda sangat fasih berbicara seperti penduduk asli. Bukankah itu mencurigakan?" Wanita itu semakin menatap Keyra menyelidik. Dia menatap Keyra dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Keyra menelan ludah, berpikir secepat mungkin."Tadi saya sedang berwisata dengan teman saya yang ada di foto. Tapi kami terpisah dan kemungkinan dia tersesat karena baru pertama kali ke Indonesia. Saya bisa fasih berbicara karena sudah beberapa kali mengunjungi Indonesia. Dan saya juga memiliki salah satu kerabat orang sini."

"Aaa, begitu saya kira kamu adalah orang yang sedang melakukan survei ingin membeli tanah pemukiman ini untuk di jadikan bangunan modern. Dulu ada..." Ucapan wanita itu terpotong oleh tangisan bayi dalam gendongannya.

Keyra segera berpamitan takut membuang waktu terlalu lama jika mengobrol dengan wanita ini. Jelas dia tipe ibu-ibu yang sering bergosip di depan rumah. Keluar dari pekarangan Keyra berjalan cepat. Sekali-sekali berhenti siapa tahu ada petunjuk.

Keyra kembali berhenti. Dua puluh meter dari rumah tempat terakhir kali dia bertanya. Tidak jauh dari tempatnya berdiri seorang anak perempuan sedang menangis ditemani dua temannya. Keyra memilih mengabaikan melangkah kembali mencari penduduk yang dapat ditanyai.

Baru tiga langkah dia berjalan cepat menuju anak kecil yang menangis. Melihat anak kecil itu menangis membuat dia teringat dengan salah satu keponakannya.

Anak kecil perempuan jongkok sambil menangis dengan lengan yang menutupi matanya. Kedua teman laki-lakinya ikut jongkok sambil berusaha menenangkan.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Where stories live. Discover now