29. Tenang

18 24 0
                                    

"Sungguh indah rencana-Mu Tuhan

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Sungguh indah rencana-Mu Tuhan. Setelah hujan badai berlalu, Engkau hadirkan pelangi yang menenangkan."

Pagi hari, di hari senin. Hari yang cukup menyebalkan untuk sebagian orang.

Ulya sudah sampai di sekolah, ia berjalan di koridor dengan nyaman. Beberapa orang menyapanya seperti dulu, dengan senang hati Ulya membalas semuanya. Meski hari kemarin mereka seperti menghindarinya, tapi sekarang sudah berubah.

Ia senang akhirnya semua orang bisa bersikap normal kembali.

Tanpa memandangnya dengan aneh, seakan banyak borok yang ia sembunyikan.

Ia memasuki kelas dengan senyuman.

Hari yang baik untuk awal yang baik. Yah meskipun nanti harus panas-panasan saat upacara, tapi tidak apa yang terpenting semua sudah kembali normal.

"Seneng banget kelihatannya?" tanya Kayla heran. Dia berdiri di daun pintu memainkan ponselnya.

"Iya dong. Emang kapan sih gue sedih?" balas Ulya tanpa beban.

"Yang kemarin nangis kejer di kelas siapa ya?" sindirnya membuat Ulya terkekeh.

"Ah udahlah. Gue mau duduk," balas Ulya memasuki kelas lebih dalam.

Duduk di kursinya dengan nyaman. Ia memainkan ponselnya tenang. Lagi pula ia sudah mengerjakan pr, tinggal leha-leha deh.

Nabila memasuki kelas. "Cie udah datang. Pinjam buku dong," pintanya menagih Ulya yang akan mengasihnya contekan. Tanpa banyak bicara Ulya memberikannya.

Dengan sigap, Nabila langsung menyalin dengan tangan lincahnya.

Anak-anak yang lain mulai memasuki kelas. Erina datang diikuti Afifah di belakangnya.

"Emang ada tugas ya?" tanya Erina menatap Nabila yang sibuk mencatat. Nabila hanya mengangguk seadanya.

"Fah pinjam dong," pinta Erina menatap Afifah dengan senyuman. Afifah menaruh tasnya dulu di bangku. Baru mengambilkan buku untuk Erina.

Erina pun langsung mengambilnya. Menaruhnya di meja membuka tasnya. Ia berhenti dari aktivitasnya. "Eh, Rosa putus ya sama pacarnya?" tanya Erina ke belakang. Lalu dia tersadar dan menatap sekeliling kelas yang beberapa menatapnya. Tapi untung saja Rosa belum datang.

Ulya menatap Erina penasaran. "Masa sih? Malming kemarin perasaan masih post foto bareng doi deh."

"ROS!" terdengar suara Naya yang nyaring di depan kelas.

"Lo sama Dany kenapa?"

"Ada apa sih?"

"Kalian cuma berantemkan?"

"Nggak sampai putuskan?"

"Sebenarnya ad_" Telujuk Rosa dengan malas menyentuh bibir Naya.
Naya terdiam, ia mengamati wajah Rosa yang terlihat tidak bersemangat. Mata yang terlihat seusai menangis. Raut wajah yang tidak seceria biasanya.

Dia #APHPМесто, где живут истории. Откройте их для себя