07. Yuhu... jadi

63 83 11
                                    

"Ternyata benar, usaha tidak akan menghianati hasil"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata benar, usaha tidak akan menghianati hasil"

"Hahaha..." tawa nyaring Raihan di koridor tempatnya berlari yang hanya melewati 2 kelas. Ia sudah memasuki ruang praktikum kembali saat ini.

"Woi! Kenapa lo? Kesurupan?" kata Rahmat yang sedang duduk di atas meja prakteknya.

"Kepo lo," balas Raihan.

"HAN! RAIHAN! RAIHAN!" Dari luar terdengar samar-samar suara lengkingan Ulya.

Raihan kelabakan menoleh ke kanan, menoleh ke kiri. Dia berlari bersembunyi di belakang Dahayu dan Ethan. "Ngapain lo di situ? Mau ngintip ya lo," tuduh Ethan. Tentu saja dia tidak terima kalau Raihan mengintip Ratu yang notabenya pacarnya.

"Nggak. Sutt," panik Raihan. Dia semakin mendengar langkah bar-bar Ulya mendekati ruang praktikum.

Dahayu yang merasakan api cemburu Ethan jadi ikut risih. Apalagi Raihan tiba-tiba memegang mata kakinya. Yah meski tertutupi kaos kaki tentu saja dia tidak nyaman.

Tanpa ancang-ancang Dahayu mendorong Raihan menjauhi kakinya. "Nggak usah pegang-pegang, jauh-jauh sana," usir Dahayu tidak merasa kasihan dengan keadaan Raihan yang sekarang tersungkur ke lantai. Ethan menepuk bahu Dahayu, merasa bangga dengan sikap tegas pacarnya.

"OWH, jadi di situ rupanya," kata Ulya yang baru sampai. Dengan langkah cepat ia menghampiri Raihan.

"SRET! BRUK!"

"Loh Ul kan baru aja di pel," tutur Naya yang masih membawa pel.

Ulya menengadah memandang Naya suram. "Telat Nay. Sakit nih," kata Ulya pelan. Tawa anak kelas mulai terdengar ricuh. Anak kelas lain yang lewat di depan ruang praktikum menatap keheranan dengan tawa mereka. Ulya semakin menampakkan wajah tersakiti. Sudah diprank ulat ternyata cuma tanaman, kepleset di lantai yang keras, diketawain satu kelas, belum ada yang menolong sampai saat ini. Salah apa ia ya Tuhan?

"Loh, Ul ngapain selonjoran di situ?" tanya Eko dengan pdnya. Datang-datang rusuh.

"Ada apa tadi? Kok kedengarannya rame banget." tanya Lana yang juga baru datang bersama Ghina, Afifah dan Alana.

"Biasalah. Ulya mau ngepel ruang pakai roknya," ucap Roby tidak ada aklak. Ulya akhirnya berdiri sendiri. Berjalan tertatih menghampiri kompor yang masih di tunggu oleh Nabila dan Tio. Dan dua anak pungutnya ini masih tertawa bahagia. Memang dasar sialan!

"Ehm," dehem Ulya mengiterupsi tawa mereka berdua. Mereka langsung terdiam seketika.

"Sakit nggak tadi Ul?" tanya Nabila dengan nada dilembut-lembutkan.

Ulya memicingkan matanya. "Ya iyalah. Pakai tanya lagi," balasnya sinis.

Eko menghampiri mereka bertiga. Menaruh susu pesanan Ulya di atas kompor yang tidak menyala.

Dia #APHPWhere stories live. Discover now