"Apaan? Dia itu udang di balik batu, baik tapi ada maunya!"
✏
Pak Agus berjalan mendekat. "Duh, duh bapak nggak nyangka ada cinlok di APHP selain Dahayu sama Ethan. Kamu lagi Ul."
Ulya hanya menampilkan senyum paksa. Beginilah akhirnya jika akrab dengan guru. Malunya setengah mampus.
"Iya ni pak. Dikasih wejengan saja pak. Buat masalah mereka berdua," kata-kata Bu Sinta mengundang kekehan pak Agus.
Pak Agus berdiri di belakang antara Raihan dan Ulya. Tangannya merangkul Ulya dan Raihan bersisihan. "Kamu Raihan jaga nafsu ya. Kalian masih sekolah, awas nanti kebablasan." Telapak tangan kanan pak Agus menepuk pundak Raihan. "Dan kamu Ulya, jangan gampang percaya sama rayuan buaya."
Wajah Ulya memanas, ia malu. Pengen pulang! batinnya meronta-ronta.
"Dah pokoknya jaga harga diri masing-masing, Bapak pergi dulu mau makan. Mari Bu," pamitnya pada Bu Sinta.
"Ya sudah kalian boleh kembali," kata Bu Sinta menerbitkan senyum Ulya.
"Ulya pamit bu. Assalamualaikum," pamitnya sambil salim tangan Bu Sinta.
"Iya. Waallaikumsallam."
Raihan Salim lalu langsung berlalu mengikuti Ulya. Di luar ruang guru, Ulya menatap Raihan kesal.
"Lo kalau ngomong dijaga. Jangan sembarangan," marahnya tidak tahu tempat.
"Yang mana?"
"Pakai tanya. Ya yang pacaran lah!"
"Kan emang bener?"
"Lo gimana sih. Kan cuma bercandaan kemarin. Pakai cium-cium, ketahuan Bu Lena lagi Lo."
"Owh jadi kalau nggak ketahuan Bu Lena boleh?" tanya Raihan jahil.
"Ihhh." Dengan kesal Ulya mencubit lengan Raihan bertubi-tubi.
"Cie,cie,cie," goda pak Agus yang lewat lagi sambil menenteng tas kreseknya.
Ulya kaget langsung menjaga jarak dengan Raihan. "Ini nggak gitu kok pak," bingung Ulya menjelaskan.
"Gitu apa?" goda pak Agus lagi.
"Pak Agus ih!"
"Pak saya permisi. Mau balik, pelajaran udah di mulai," pamit Raihan. Ia tidak nyaman berlama-lama dengan guru laki-laki satu ini.
"Owh iya hati-hati."
Dan bodohnya Raihan lagi, dia menyeret tangan Ulya lagi. Ulya yang tersadar tadi memarahi Raihan di depan ruang guru hanya bisa menggerutu.
"Dekat Lo bikin gue sial tahu!"
"Bukannya nyaman ya?" tanya Raihan dengan senyum miring yang sangat menyebalkan di mata Ulya.
YOU ARE READING
Dia #APHP
Teen FictionHanya cuplikan kisah seringan kapas dan semoga kalian bisa menikmatinya... Di sinilah semuanya perlahan akan berubah. Dunia abu-abu masa SMK akan berlalu menjadi penuh warna. Yang kadang, juga akan buram dengan air di pelupuk mata.