19. Peduli

36 70 0
                                    

"Paling nggak, kalau Lo nggak perduli sama orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Paling nggak, kalau Lo nggak perduli sama orang lain. Peduliin diri Lo sendiri."

Selesai beribadah bukannya wajah Ulya tampak senang namun wajah datar yang terpampang. Ketiga temannya sudah sedari tadi bertanya 'kenapa?'.

Tapi memang dasar Ulya si keras kepala. Mulut tipisnya selalu berucap 'nggak papa.'

Ketiga temannya di landa kebingungan akan perubahan sikap Ulya yang sangat signifikan.

Bahkan saat pelajaran mereka mendapati Ulya banyak melamun.

Afifah yang selalu tanggap, dengan sabar menyadarkan Ulya dari lamunannya yang entah apa.

Dari kejauhan, Raihan juga memantau Ulya. Ulya yang terlihat berbeda. Dia tetap Ulya yang tidak fokus saat pelajaran, hanya saja biasa adanya si malas Ulya. Namun saat ini Ulya terlihat banyak melamun.

Raihan mengepalkan tangannya. Ia menjadi ikut tidak fokus. "Sialan!" gumamnya.

"Kenapa Lo?" tanya Leo menatap Raiha aneh.

"Hnn."

Leo menyenggol lengan Raihan keras. Ditanya apa? Jawabannya apa? "Apaan sih?" suara Raihan keras.

"Ada apa Raihan?" tanya Bu Sinta menatap Raihan tidak suka.

"Maaf Bu, keinget kecoa tadi malam," ngasal Raihan.

Bu Sinta mengernyit. "Kecoa aja ngapain dipikirin?"

"La mikirin doi, doinya nggak peka Bu, ya kan Han?" balasan dari Tio membuat sekelas tertawa. Namun tidak dengan Ulya dengan Afifah, dan tentu saja Raihan sendiri.

"Sotoy Lo, enakkan juga soto," balas Raihan sengit.

"Udah-udah. Dan untuk kamu Raihan masalah rumah jangan di bawa ke sekolahan ya?" nasihat Bu Sinta.

"Iya Bu."

Setelah Bu Sinta sudah kembali bermain ponsel kembali. Matanya langsung menatap tajam Leo.

"Sorry!" ucapnya diakhiri kekehan. Lucu juga melihat Raihan linglung menjawab pertanyaan Bu Sinta. "Habis Lo dipanggil-panggil bengong sih. Mikirin siapa? Ulya?"

"Udah dibilang jangan sotoy, Enakkan juga soto," ulang Raihan.

Dari belakang Tio menyentil telinga belakang Raihan keras.

"Sakit woi," protes Raihan menoleh ke belakang bangkunya sambil mengusap-usap telinganya.

"Nglamunin apaan Lo? Ngaku nggak? Gue aduin Ulya nih!"

Raihan menatap Tio aneh. "Hubungannya sama Ulya apa woi?"

"Katanya cewek-cewek lo lagi dekat sama dia."

Dia #APHPWhere stories live. Discover now