25. Lega

27 45 0
                                    

"Akhirnya dapat juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akhirnya dapat juga. Nggak sia-sia usahanya."

Di suasana yang semakin hening. Malam semakin larut. Hanya terdengar suara dengkuran halus yang mengalun di kamar ini.

Semakin malam, ia semakin bersemangat memainkan ponsel.

Matanya tidak terasa lelah walaupun sudah beraktivitas sejak pagi.

Tio begitu asik bermain game dengan ponsel Raihan.

"Mayan hemat kuota," batinnya gembira.

'Treddd' notif masuk.

Tio mengupat kesal. Sial ia kalah!

"Ck! Siapa sih ganggu aja!" kesalnya sambil menggeser layar atas ke bawah. Ia agak penasaran juga siapa malam-malam seperti ini menghubungi. Padahal sejak tadi ponsel Raihan dipeganggnya sepi-sepi saja, nggak ada yang chat sama sekali. Beda lagi kalau ponselnya. Sudah layaknya asrama putri yang ramai dan tidak pernah sepi. Hahaha. Ya pasti dong, orang penting!

Ulya

Han gue udah maafin Lo

Bacanya di notif tanpa membuka WhatsApp. Tio mengernyit, emang dua anak itu ada masalah apasih?

Orang dikelas kan tadi perasaan udah kayak romansa kucing-kucingan deh. Bingungnya.

Ia pun menatap Raihan yang tepar di atas kasurnya.

Anak itu terlihat damai dalam tidurnya.

Ia pun mematikan ponsel Raihan tidak lupa data selulernya, beranjak dari kursinya. Sampai di samping kasur dia menggeser tangan Raihan yang hampir memenuhi kasur.

Ia pun berbaring dengan tangan dilipat di belakang kepala. Menatap atap kamarnya yang hanya terdapat genteng dan kayu2 yang di susun rapi.

Melirik Raihan sebentar yang tidur di sampingnya.

Kadang ia berfikir Raihan itu menyukai Ulya.

Tapi ia berpikir itu hanya guyonan sebagai teman.

Ia sendiri juga sering menjahili teman  perempuannya.

Bahkan tidak pandang bulu.

Dan Raihan berbeda sejak akrab di SMK dia hanya sering menjahili Ulya. Yah kami se-SMP tapi tidak pernah sekelas.

Dan jika dipikir-pikir ia tidak pernah menjahili Ulya selama ini, seperti takut kalau itu ditandai temannya.

Lebih baik cari yang lain dari pada harus canggung dengan teman. Bukankah begitu?

Hahaha, pikirannya memang agak ngawur.

Tio pun mulai memejamkan matanya. Lagi pula untuk apa ia memikirkan hubungan sobatnya. Hubungannya saja tidak jelas.

Dia #APHPWhere stories live. Discover now