08. Bertemu

51 81 6
                                    

"Dibalik kesederhaan keluarganya setidaknya kami selalu bahagia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dibalik kesederhaan keluarganya setidaknya kami selalu bahagia. Happiness comes first."

Deru suara kendaraan hilir mudik terdengar tidak henti-henti. Bau-bau campur aduk menguar di udara. Untung saja kini tempat ini tidak begitu ramai pengunjung. Dan beberapa penjual sudah tutup, meski bau-bau campur aduk masih sedikit tercium di indra penciuman.

"Mbaknya mau beli apa?" tanya ibu penjaga toko ramah. Saat ini ia sedang berada di pasar tradisional.

"Mau beli jeruk lemon buk, satu kilo," ujar Ulya membalas dengan sopan. Tangannya memegang beberapa buah yang dipajang.

"Ini mbak dipilih," ujar ibu penjaga toko itu sambil menyerahkan satu kresek kosong. Ulya memilih-milih jeruk lemon yang tersedia.

"Ul!" Badan Ulya menegang. Suara itu sangat ia hafal. Namun sayangnya kenapa harus selalu datang di saat yang tidak cepat. Entah dia punya ilmu apa, selalu saja datang mengejutkannya. Ulya memejamkan matanya, sambil mengatur nafas. Mencoba menahan kesal yang telah hadir.

"Hn," balasnya dingin.

"Beli apaan?"

"Nggak usah kepo," celetuknya ketus.

Raihan tersenyum simpul. Entah mengapa dia selalu puas setelah bisa membuat Ulya kesal. "Buk, pacar saya beli apaan?" tanya Raihan pada ibu penjaga toko.

Mendengar ucapan Raihan, Ulya tidak terpengaruh sedikit pun. Meski terasa agak janggal pertanyaannya. Namun ia lebih memilih sibuk mencari jeruk lemon yang bagus. Ia tidak peduli Raihan untuk apa di sini.

Ibu penjaga toko tersenyum, lucu saja dengan kelakuan muda mudi jaman sekarang. "Beli lemon mas." Namun saat jawaban ibu penjangga toko yang mengucapkan buah yang dibelinya, ia jadi curiga. Badannya berbalik, mencari seseorang yang disebut pacar oleh Raihan. Tapi tidak ada orang lain di sini. Hanya ada ia, Raihan, dan ibu penjaga toko.

Raihan mengangguk-ngangguk sambil berjalan menuju deret buah berukuran besar. Mengambilnya satu dengan asal. Dia menaruhnya di meja dekat timbangan.

"Mana sih wujud pacar lo Han?" tanya Ulya masih tolah toleh. Atau mungkin saja pacarnya menunggu di parkiran.

Raihan menatap Ulya yang terlihat penasaran, sudut bibir tertarik sekilas. "Nggak usah kepo," balas Raihan membalas mengejek.

"Yaudah. Nggak usah gr ya! Nggak guna juga," runtuk Ulya melenggang menaruh belanjaannya mendekat pada penjual toko.

Ibu penjaga toko menimbang jeruk lemonnya. Lalu menaruhnya pada kresek lagi. "Ini mbak harganya 30.000."

Ulya menerimanya dengan baik. Dan akan mengambil uang di saku seragamnya.

"Ini buk, sama punya dia." Raihan menyodorkan uang rp. 100.000. Dan ibuk itu mengambilnya dengan baik.

"Masnya beli harga 15.000 trus mbaknya 30.000 jadi totalnya 45.000 ya mas," jelas ibu sambil mengambil uang kembaliannya.

Dia #APHPWhere stories live. Discover now